Pentingnya Mengajarkan Anak Agar Mandiri Sejak Usia Dini



Pentingnya Mengajarkan Anak Agar Mandiri Sejak Usia Dini


Halo semua.. Masih tetap semangat dan jangan lupa perlengkapan new normalnya ya, supaya terproteksi dari ancaman virus. Semangat jaga imunitas tubuh juga, biar nggak gampang sakit.

Pada ODOP Day 5 yang bertema parenting kali ini, saya ingin berbagi pengalaman nih seputar mengajarkan anak agar lebih mandiri diusia dini. Usia dini yang berkisar antara 3 - 6 tahun (Beichler dan Snowman, Dwi Yulianti, 2010: 7). Mandiri bukan dalam arti tinggal sendri, tapi lebih kepada membangun sosok yang bertanggung jawab terhadap apapun, termasuk hal-hal kecil.

Seperti misalnya, memakai baju sendiri, mengambil dan mengembalikan barang-barang ke tempatnya semula, merapikan sesuatu yang terlihat berantakan, dan lain sebagainya. Saya pernah dinasehati oleh seorang teman, bahwa, kalau punya anak laki-laki harus diajarin bersih dan rapi, karena kelak saat dewasa nanti, dia bisa membantu ibunya, dan setelah menikah nanti bisa membantu istrinya, atau setidaknya mengerti bahwa kebersihan itu sebagian dari iman.

Nah, dari kalimat seorang temen itu tadi, saya jadi mikir, bener juga sih. Tapi selain itu, setidaknya kegiatan beres-beres ini bisa mengajarkan anak untuk lebih rapi dan mampu untuk menjadi lebih mandiri saat dia harus merantau atau jauh dari orangtuanya. Dari hal-hal kecil semacam beres-beres rumah ini, sekilas memang terlihat nggak terlalu penting dan terlampau sederhana. Tapi akan membawa dampak yang besar untuk kehidupan anak di masa datang.

Pengalaman Sehari-hari

Pengalaman saya mengajarkan bang Rasyiid sih nggak terlalu ngoyo ya, artinya ya ngalir aja gitu. Kadang cuma dengan melihat kegiatan saya bersih-bersih rumah, bang Rasyiid itu selalu bilang, "abang bantuin ibuk juga ya", "abang sapu dulu ya buk", dan lain sebagainya. Saya jadi senyum-senyum sendiri sih kalo denger dia bilang gitu, hehe..

Sejak usianya 3 tahun, perlahan-lahan saya sudah mengajarkan bang Rasyiid untuk memulai segala sesuatunya sendiri, tapi masih dalam dampingan saya tentunya. Alhamdulillah, saya diberi anak laki-laki yang penurut (semoga seterusnya, aamiin), jadi ya nggak terlalu harus memaksanya untuk bisa harus bisa mengerjakan sesuatu.

Belajar dari pengalaman, walaupun masih anak pertama, rasa-rasanya memang hal-hal semacam ini harus kita ajarkan kepada anak. Selain menghindari sifat malas, mager, manyun dan semacamnya, kemandirian anak bisa memberikan dampak positif kepada cara berpikir anak.

Pentingnya Mengajarkan Anak Agar Lebih Mandiri Sejak Usia Dini

Lalu, darimana kita haru memulai mengajarkan anak agar lebih mandiri? Mulailah dari hal-hal kecil dari rumah. Diantaranya:

1. Mulai dari membereskan mainannya sendiri

Setiap kali bang Raysiid main, dia pasti bongkar itu satu kotak mainannya dengan cara dituang, Tapiii.. itu bertujuan untuk dia mengambil satu mainan yang ingin dia mainkan saja, setelah itu dia pasti membereskannya lagi. Sejak usia satu tahun, setiap kali dia main, saya selalu mengajaknya untuk selalu membereskan mainannya setelah dimainkan. Dan alhamdulillah, berhasil.

2. Biarkan anak memperhatikan

Biarkan anak melihat apa yang kita kerjakan, terutama saat bersih-bersih. Karena diam-diam anak akan merekamnya, dan kemudian dia akan bertanya apa yang kita lakukan. Jelaskan saja atau lakukan dengan perlahan agar anak mengerti.

3. Beri tugas yang ringan

Jika anak mulai bertanya atau bahkan menawarkan diri untuk membantu, berilah tugas yang ringan yang memang bisa dia kerjakan sendiri. Arahkan perlahan bagaimana cara mengerjakannya, lalu biarkan dia mengikuti. Misalnya, membereskan meja makan, minta tolong pada anak untuk mengangkat alat makan yang kotor, yang tidak terlalu berat, yang penting tetap aman untuk anak.

4. Jangan memaksa

Mengajak anak untuk mengerjakan sesuatu memang susah-susah gampang ya. Untuk itu, jangan terlalu memaksa juga. Atau bahkan sampai marah-marah. Hal-hal semacam ini harusnya dilakukan dengan perlahan-lahan saja. Selain itu, memang kegiatan kecil ini masih belum menjadi kewajibannya.

5. Bukan menyuruh tapi mengajak

"Ayok kita beresin mainannya bareng-bareng", dan bukan "Ayok cepat bereskan mainanmu sekarang". Kedua kalimat ini hampir sama, tapi memiliki makna yang berbeda. Karena, mengajak berarti sekaligus mengajarkan, sedangkan menyuruh hanya mengandalkan kemampuan anak tanpa ada contohnya.

Cara-cara di atas adalah pengalaman saya sendiri untuk mengajarkan anak supaya lebih mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri saat dia dewasa nanti. Setiap orangtua dan anak punya caranya sendiri untuk mendidik anak-anaknya. Semua tetap kembali pada pribadi masing-masing, baik orangtua maupun anak. Semoga bermanfaat yaa.. Sampai jumpaa..

Pentingnya Mengajarkan Anak Agar Mandiri Sejak Usia Dini

Kutipan: Beichler dan Snowman, Dwi Yulianti, 2010: 7



Posting Komentar

6 Komentar

  1. Kalo kami di rumah pun udah dibiasain ama ibu buat tau cara bersih-bersih.
    Apalagi di rumah emang nggak ada anak cewek.

    Dan ternyata, kalo dibiasain gitu, bersih-bersih itu rasanya nggak berat kok, malah menyenangkan karena ruangan jadi rapi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah kan.. ternyata anak cowok juga harus diajarin bersih-bersih sejak dini, karena nanti kalo dewasa, bisa mandiri, dan bantu-bantu istri, hihi..

      Hapus
  2. Waah mba, bersih-bersih rumah ini masuk ke practical life skill yang aku ajarin ke Maryam. Dia masih 18 bulan, jadi masih yang gampang dan fun dulu. Dia suka banget ikut aku nyapu, jadi aku belikan sapu mini biar dia bisa belajar nyapu hehe. Sekarang yang jadi PR adalah melatih dia beresin mainan sendiri nih. Aku suka habis sabar, jadi bawaannya aku mulu deh yang beresin biar segera rapir ruangan. Huwaa belum sabar akutuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada ya yg jual sapu mini mbak, wkwk..
      pelan-pelan aja mbak, memang gitu sih ya, nanti Maryam pasti ngerti, seiring dengan berjalannya waktu, apalagi anak perempuan, hihi..

      Hapus
  3. Iya yah, bukan menyuruh tapi mengajak. Kalo di rumah saya itu selalu berantakan, ya wajar ada dua bocah yang lagi di fase bermainnya. Sekarang perlu diubah cara mengajak beresin mainannya nih hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. sipsip.. anak-anak pasti ngerti deh kalo dipraktekin dan dijadiin kebiasaan :D

      Hapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih, sampai jumpa!