Berhubungan Intim Menjadi Salah Satu Penyebab Keputihan, Begini Kata Dokter Spesialis Penyakit Kelamin



Berhubungan Intim Menjadi Salah Satu Penyebab Keputihan

Sering mengalami keputihan dan menganggapnya sebagai keluhan biasa? Hati-hati, karena keputihan yang terjadi berulang dan tidak ditangani dengan tepat bisa berdampak lebih serius pada kesehatan organ kewanitaan.

Salah satu kondisi yang kerap luput disadari adalah kista bartholin, yaitu benjolan di area vagina akibat tersumbatnya kelenjar bartholin. Banyak wanita tidak menyadari bahwa masalah keputihan yang dibiarkan terlalu lama dapat menjadi pintu masuk terjadinya infeksi dan peradangan.

Keputihan yang tidak normal, terutama yang disertai bau tidak sedap, rasa nyeri, atau pembengkakan, sebaiknya tidak diabaikan. Penanganan sejak dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih berat, termasuk risiko terbentuknya kista Bartholin.

Untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat, kamu dapat berkonsultasi langsung dengan tenaga medis berpengalaman di Klinik Utama Pandawa, yang menyediakan layanan kesehatan kewanitaan secara aman, profesional, dan terpercaya.

Mengapa Berhubungan Intim Bisa Memicu Perubahan Keputihan?

Beberapa faktor yang menjelaskan hubungan antara hubungan intim dan perubahan keputihan antara lain:

1. Mikrotrauma atau Iritasi pada Jaringan Vagina

Selama hubungan intim, gesekan bisa menyebabkan sedikit trauma pada mukosa vagina. Hal ini dapat mengubah keseimbangan mikrobiota dan meningkatkan laju sekresi untuk membantu regenerasi dan pembersihan.

dr. Dwi Martina, Sp.DVE menjelaskan “Bukan hanya aktivitas seksual saja, tetapi tekanan gesekan berulang tanpa pelumasan yang cukup dapat menyebabkan mikroluka pada dinding vagina. Kondisi ini tidak selalu berbahaya, namun dapat memicu pembengkakan, kemerahan, atau sekresi yang lebih banyak sebagai respons alamiah tubuh.”

2. Masuknya Bakteri dari Pasangan

Aktivitas seksual membuka peluang bakteri dari kulit atau organ genital pasangan masuk ke vagina. Dalam kondisi normal, vagina memiliki mikrobiota sehat yang menjaga keseimbangan dan mencegah bakteri merugikan berkembang. Namun, jika keseimbangan tersebut terganggu, risiko infeksi meningkat.

3. Perubahan pH Vagina

Vagina memiliki pH yang sedikit asam (sekitar 3,8–4,5) untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan. Sperma memiliki pH yang lebih netral hingga sedikit basa. Ketika sperma masuk, pH vagina bisa berubah sementara, yang berpotensi memengaruhi mikrobiota dan menimbulkan keputihan sementara.

4. Alergi atau Sensitivitas Terhadap Produk Seks

Beberapa kondom, pelumas, atau produk kebersihan seks mengandung bahan seperti parfum, gliserin, atau pewangi yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit sensitif vagina. Ini sering kali menyebabkan keputihan, gatal, dan kemerahan.

Infeksi yang Sering Dikaitkan dengan Keputihan Pasca Hubungan

Infeksi yang Sering Dikaitkan dengan Keputihan Pasca Hubungan

Beberapa kondisi infeksi yang sering menyebabkan keputihan abnormal meliputi:

1. Bacterial Vaginosis (BV)

Infeksi bakteri yang sering terjadi ketika keseimbangan bakteri baik di vagina terganggu. Gejala utamanya adalah keputihan berbau amis, terutama setelah berhubungan intim.

2. Trikomoniasis

Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis, sering menyebabkan keputihan berbusa berwarna kuning-hijau, gatal, dan nyeri.

3. Kandidiasis (Infeksi Jamur)

Jamur Candida bisa berkembang berlebihan karena perubahan pH atau penggunaan antibiotik. Keputihan yang dihasilkan biasanya berwarna putih tebal seperti cottage cheese, disertai gatal hebat.

4. Infeksi Menular Seksual Lainnya (IMS)

Seperti gonore dan klamidia, yang sering menyebabkan keputihan abnormal setelah hubungan intim, nyeri panggul, dan pendarahan ringan.

Tips Mengurangi Risiko Keputihan Akibat Aktivitas Seksual

dr. Dwi Martina, Sp.DVE memberikan beberapa tips praktis, yakni:

1. Lakukan Foreplay yang Cukup

Foreplay membantu meningkatkan lubrikasi alami, mengurangi gesekan dan iritasi yang berpotensi memicu sekresi berlebihan.

2. Gunakan Pelumas yang Aman

Jika diperlukan, pilih pelumas berbasis air yang tidak mengandung pewangi atau bahan iritatif. Hindari pelumas yang mengandung gliserin kalau kamu rentan terhadap infeksi jamur.

3. Jaga Kebersihan Sebelum dan Setelah Seks

Mencuci area genital dengan air bersih (tanpa sabun keras) sebelum dan setelah berhubungan dapat membantu mengurangi bakteri yang berpotensi masuk ke vagina.

4. Pilih Kondom yang Tepat

Jika kamu sensitif terhadap bahan tertentu, memilih kondom tanpa pewangi atau lateks sensitif bisa membantu.

5. Cek Kesehatan Rutin

Pemeriksaan tahunan atau berkala ke dokter spesialis penyakit kelamin sangat dianjurkan, terutama jika kamu aktif secara seksual.

Mengapa Memilih Klinik Utama Pandawa?

Mengapa Memilih Klinik Utama Pandawa?

Klinik Utama Pandawa dikenal sebagai salah satu klinik terpercaya di Jakarta Pusat yang memiliki layanan lengkap untuk kesehatan organ intim wanita. Selain itu, klinik ini juga menyediakan perawatan seperti vaginal rejuvenation, whitening area kewanitaan, hingga pengobatan infeksi menular seksual.

Beberapa alasan mengapa banyak pasien mempercayakan prosedur ini kepada Klinik Utama Pandawa:

  • Dokter profesional dan berpengalaman
  • Fasilitas modern dan steril
  • Kerahasiaan dijamin
  • Pendekatan humanis dan empatik
  • Pelayanan ramah dan tanpa stigma

Lokasi dan Cara Reservasi

Klinik Utama Pandawa membuka layanan konsultasi kulit dan kelamin setiap hari dengan jam operasional fleksibel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sibuk. Kamu dapat menghubungi klinik melalui:

Alamat: Gedung Baja Tower B, Lt. GF2, Jl. Pangeran Jayakarta No.55, Jakarta Pusat. 10730.

Kontak WhatsApp: 0811-742-777 (Konsultasi Online)

Website: www.klinikpandawa.com



Posting Komentar

0 Komentar