Cerbung: Mengejar Rindu [Part I]




Bertemu Kembali ~

Ini kali kedua aku bertemu dengannya. Setelah sekitar 2 tahun lalu, Irma, teman SMAku dan teman kuliahnya memintaku untuk menjadi pemeran dalam film pendek yang mereka buat. Merasa gaya dan penampilanku pas dengan peran yang mereka cari. Satu hari syuting, lelah tak begitu kurasa, tapi kecewa, karena tiba-tiba mereka mengganti cerita, dan membiarkan peran lain menggantikanku. Ya sudahlah, nggak dibayar juga.
--
"Risty, kamu ada acara malam minggu besok?" Rafli mencoba mengirim pesan di facebook.
"Tanya kabar dulu dong Fli, buru-buru amat. Haha.. Sehat?" ku mencoba membalas dengan bercanda.
"Eh, maaf-maaf. Iyaya, kenapa akunya to the point gitu ya. Aku sehat. Tadi facebook ngingetin aku tentang kenangan foto waktu syuting dulu, makanya aku langsung chat kamu, hehe.." ceritanya beralasan.
"Ya ampun, baik banget facebook ya sampai ngingetin gitu," ujarku semakin bercanda.


"Btw, sorry ya Ris, karena filmnya ganti cerita. Aku sih nggak setuju, tapi karena tim lain udah bikin cerita itu duluan, jadinya kita yang ngalah buat ganti cerita dan peran," jelasnya panjang lebar.
"Haha.. Iya nggak apa kok Fli, Irma juga udah cerita ke aku beberapa hari setelah film kalian di putar, dan dia juga kirimin cerita gagal itu," jawabku meredakan rasa bersalahnya.
"Iya ya, hehe.. Risty, ngobrolnya di lanjut besok aja ya. Capek lho ngetik panjang begini. Besok aku jemput kamu ya, aku mau traktir kamu, anggap aja sebagai ungkapan maafku," Rafli mencoba membujuk rayu.
"Boleh. Biarpun kejadiannya udah berlalu 2 tahun ya, haha.. Kita ketemu di simpang enam aja ya," kataku memberi saran.
"Oke, see you soon," jawabnya semangat.
--
Sewaktu syuting dulu, aku tak begitu dekat dengannya. Lagipula, katanya dia baru putus dengan Widya, pe-make-up dalam tim filmnya. Rafli yang bertugas sebagai kameramen, memang tak punya intensitas banyak bicara saat itu. Apa karena baru putus juga? Entahlah.


"Hai, nggak lama nunggu kan?" ujar Rafli setelah sampai dan melihat keberadaanku di depan satu-satunya RM Padang pinggir jalan.
"Kalau sampai lama, tadinya sih aku mau masuk dan makan sampai kenyang, haha.." jawabku tertawa sambil melirik RM Padang di belakangku.
"Wahaha.. Bisa aja kamu. Ayo naik, kita akan makan kenyang hari ini," imbuhnya dengan nada ceria.
--
Beberapa hari setelah syuting berakhir, Irma langsung mengirimkan hasil film pendeknya, dengan membubuhi permohonan maaf. Aku juga memintanya mengirimkan film pengganti itu. Memang dari segi cerita lebih orisinil. Dan setelah itu, aku tak pernah lagi bertemu dengan mereka. Hanya berteman di media sosial saja.
--
"Aku sempat pangling lho waktu lihat foto kamu berhijab," ucap Rafli membuka percakapan.
"Ah masa sih, haha.. Dulu itu aku masih tomboy ya, rambut dicepol, pake kaos oblong, celana jeans, sepatu kets, dan cuma pake bedak dan ber-lipteen-an aja," kenangku mengingat lalu.


Rafli lalu melihatku, "Ada satu yang nggak berubah, senyum kamu, masih tetap manis," ujarnya dengan mata berbinar.
Aku yang salah tingkah langsung mengalihkan pernyataannya itu, "Ah, bisa aja kamu Fli. Eh, disini ada es krim nggak? Aku pesan es krim aja deh, soalnya mendadak panas nih suhu ruangannya."

Rafli malah ikut senyum-senyum, "Tapi, mataharinya lagi ketutup awan lho Ris, tuh kan kelihatan," sambung Rafli.
Aku sampai lupa sangking geroginya, ternyata kami sedang berada di luar ruangan, dan hanya beratapkan payung teduh, "Ah, iya iya, aduh, aku kelihatan banget ya kalau lagi gerogi, haha.."
Tawa kamipunn pecah.

Bersambung ~

Gif: tenor.com


Posting Komentar

2 Komentar

  1. saya juga dulu pernah jadi pemeran utama film pendek, tpi semua pemeran nya saya heheh.. mulai drimorng pertama, kedua, dst

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin karena sangking pendeknya film itu ya jadi cukup satu perannya, hahaha..

      Hapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih, sampai jumpa!