Cerbung: Berartinya Dirimu [Part II ~ End]




Dalam perjalanan, Fondy tampak gelisah memikirkan keadaan Belly. Ia merasa bersalah atas kejadian malam itu.

Sesampainya dirumah sakit, Fondy lalu menuju meja informasi untuk menanyakan ruangan dimana Belly dirawat.

"Maaf suster, atas nama Bellyana Putriany, diruangan mana ya?"
"Sebentar ya mas saya cek dulu.. Hmm.. Ruangan.. Kasturi nomor 22," Fondy berterima kasih lalu bergegas menuju ke ruangan tersebut.
Namun sang suster memanggilnya lagi, tapi Fondy sudah terlanjur jauh, dan tak lagi mendengar teriakan suster.

Sempat bertemu suster lain, Fondy lalu bertanya keberadaan kamar itu. Dan sampailah ia, kemudian membuka pintu kamar, "Permisi.. Bell.. Belly.. Kok kosong sih."

Namun tiba-tiba, seorang nenek bersama cucunya keluar dari kamar mandi. Sontak hal itu membuat Fondy terkejut.
"Maaf nek, maaf dek, saya lagi cari pasien atas nama Bellyana, kata suster sih dia dikamar ini," seru Fondy.
"Ini nenek saya kak, nenek Bely, kakak siapa ya?"
'Astaga, sepertinya suster tadi salah kasih info,'
"Oh, maaf-maaf, saya salah kamar. Sehat-sehat ya nek, semoga cepat sembuh. Saya permisi dulu," Fondy lalu keluar kamar, dan ngedumel pelan.

"Fondy?" terdengar suara lembut seorang perempuan dari arah utara.
"Belly! Bell, kamu nggak apa-apa kan? Gimana ceritanya kamu bisa masuk rumah sakit?" tanya cemas Fondy, sembari ia memutar tubuh Belly, memastikan tak ada luka atau perban yang membalut bagian tubuhnya.

"Kamu kenapa sih Fond? Aku nggak kenapa-napa kok. Kamu tadi nanya aku gimana bisa masuk rumah sakit? Ya bisalah, dari pintu depan tuuh, masa iya nembus tembok," jawab Belly bercanda.

Lirik Fondy dan menghela nafas sejenak, "Serius dong Bell. Aku ini khawatir kalau kamu kenapa-napa," ungkapnya serius.

Belly malah tersenyum, sedikit tertawa, "Kamu memang dari dulu nggak pernah berubah, orangnya panikan," lirik balik Belly, "Aku datang ke sini itu karena mau jenguk Zulfan. Manajerya sendiri yang kasih kabar ke aku. Jadi, panggung tempat bandnya akan perform, tiba-tiba ambruk, dan beberapa orang luka parah. Tapi, syukurnya, Zulfan cuma kakinya aja yang sedikit tertimpa tiang besi, sekarang udah mendingan," jelas tenang Belly.

"Zulfan.. mantan kamu itukan?"
Belly mengangguk.
"Terus, kamu gimana, waktu ketemu dia tadi?" Fondy menghentikan langkahnya, dan mengajak Belly untuk duduk ditaman area rumah sakit.

Belly diam sejenak, lalu tersenyum, "Ternyata kamu benar Fond. Aku memang benar-benar lemah, sangat-sangat lemah. Tadi pagi, waktu aku dengar kabar dari mbak Nola, aku sedikit shock, tapi mbak Nola bilang kalau Zulfan lukanya nggak begitu parah. Dan aku langsung telpon Maria kalau hari ini aku izin nggak masuk kantor. Sorry ya Fond, aku nggak minta izin sama kamu, kan ceritanya kita lagi marahan," cerita Belly dan tertawa kecil, ".. Dan.. Waktu aku ketemu dia.. Aku langsung sedih lihat keadaannya. Setelah itu, kita ngobrol biasa, cerita masa lalu. Dan dia bilang, kalau bulan depan, bandnya akan manggung keliling Eropa. Terus.." omongan Belly lalu dipangkas Fondy.

"Intinya Bell, aku pengen tahu intinya. Gimana perasaan kamu waktu ketemu sama dia?" Fondy begitu penasaran.

Namun tak ada angin tak ada hujan, Belly tiba-tiba menangis.

"Bell, kamu kenapa nangis? Sorry-sorry kalau aku buat kamu sedih," seru Fondy yang lalu membiarkan Belly bersandar dipundaknya, dan lalu mengelus lembut rambut panjangnya.

"Aku bukannya sedih Fond. Ini tangis bahagia. Ternyata selama ini, Zulfan sengaja marah sama aku, karena sebenarnya dia mau fokus ke karirnya. Dan setelah impian bandnya terwujud, dia akan menghubungiku lagi, mencoba memulai semuanya dari awal. Ternyata dia masih sayang aku Fond, dia masih sayang akuu.." lanjut Belly menjelaskan pertemuannya dengan Zulfan.

Belly lalu memeluk erat Fondy, tanpa tahu bagaimana hancur perasaannya mendengar hal itu. Tapi Fondy tetap tegar, karena Belly adalah sahabat sejatinya yang sangat berarti.

"Bahagiamu akan menjadi bahagiaku juga, Bell," ucapnya sendu.

Gif: tenor.com


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Duh pernah ngalamin di posisi Fondy. Saat itu senyumku menyembunyikan lukaku di hadapannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sungguh tegar memang Fondy dan Bang Day, hehe..

      Hapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih, sampai jumpa!