Cerpen: Sebuah Kenangan



- Cerpen: Sebuah Kenangan - Pagi itu Lyra meminta bantuan Emi untuk menggeser barang-barang dikamar kosnya. Memindahkan dari sudut satu ke sudut yang lain, agar suasananya terlihat beda dan tidak membosankan.

"Ayok Mi mulai geser-geser, keburu siang," ajak Lyra.

"Ya ampun Lyr. Aku baru juga nyampe. Kasih nafas dulu lah. Diluar itu panasnya cetar membahana lho," elak Emi memberi alasan.

Lyra tertawa, "Yaudah, aku beli minum dulu ya. Awas lho, jangan sampe ketiduran, entar nggak kurus-kurus lho kamu," kata Lyra sedikit mengancam.

Emi pun mengetok-ketok meja lalu kepalanya secara berulang, "Duh... Amit amiit... Jangan gitu dong Lyr. Jangan patahkan semangatku untuk bisa kurus. Biar nanti cowok-cowok pada ngelirik aku, hihi..." ucap Emi mengkhayal.

"Apa enaknya dilirik. Diperhatikan dan disayangi dong. Tapi satu aja jangan banyak-banyak, nanti mubajir. Kayak lemak yang ada di badan kamu tuh, kebanyakan, jadi susah move on," lanjut Lyra meledek.

Emi pun kesal dan melempar bantal ke arah Lyra. Tak tinggal diam, Lyra lalu mengelak dan berlari ke arah warung yang tak jauh dari kosannya.

"Emii... Ini dia jajanannyaa..." Lyra datang dan meletakkan diatas meja satu tas plastik berisi makanan dan minuman.

"Udah bisa mulai dong ya. Udah cukup dong istirahatnya..." rayu Lyra mengajak Emi untuk segera berberes.

Mereka berdua pun mulai menggeser satu persatu barang yang ada. Namun saat mereka menggeser lemari, Emi menemukan selembar foto.

"Bentar-bentar Lyr. Foto siapa nih?" tanyanya heran, namun setelah Emi mengetahui sosok yang ada difoto itu, Ia seperti mengelak dan tak ingin memberikannya pada Lyra.
"Foto apa sih Mi! Sini aku lihaatt..." pinta Lyra penasaran.

Kemudian Lyra mencoba merebut foto yang ada ditangan Emi yang disembunyikannya di balik punggungnya. Akhirnya Lyra mendapatkan foto itu. Ketika foto itu terlihat jelas oleh Lyra, Ia tersenyum. Dan lalu pandangannya berpindah kearah Emi yang terduduk di pinggir kasur.

"Biasa aja deh lihatnya. Ni pasti bentar lagi ketawa nih orang," ucap Emi sinis.

Benar saja, Lyra lalu tertawa, "Ini foto kan pas kita umur 7 tahun, masih imut lucu polos tanpa dosa," ungkapnya jujur.

"Dan yang fotoin itu almarhum ayah kamu kan. Fotonya diteras rumah kamu. Diambil dari sudut yang pas. Favorit deh kalau yang motret itu ayah kamu Lyr," kenang Emi.

Lyra lalu duduk disebelah Emi dan mendekap erat pundaknya, "Mana bisa aku lupa momen-momen kita dulu bareng ayahku Mi. Dan kita masih setipis lidi ya, haha..." sambung Lyra ikut mengenang.

"Lyr, kita ulang pose foto ini yuk. Pasti lucu. Kamu punya kan baju yang warna terong janda sama hijau enceng gondok," celetuk Emi memberi ide sembari beranjak menuju lemari Lyra dan mencari baju dengan warna tersebut.

Ide cemerlang Emi disambut antusias oleh Lyra. Ia pun kemudian membantunya mencari warna-warna itu.

Setelah sukses berpose sama dengan foto jadul itu, Emi lalu mengedit dan menjajarkan foto itu dalam satu frame.

"Kamu simpan foto ini baik-baik dong Lyraaa... Masa bisa sampai ada dibawah lemari gitu sih," kesal Emi.

"Bukan sengaja juga kali Mi aku letakin foto disana. Waktu itu tuh mau ambilnya susah, jadi ku biarin aja deh," ujar Lyra sambil nyengir-nyengir kuda.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12 siang.

"Nahlo Mi, udah jam 12 aja nih. Ayo ayo buruan nih kita selesein geser-gesernya," ajak Lyra memaksa.

"Ah iya, sampai lupa ya, haha..." kata Emi sambil garuk-garuk kepala. - Cerpen: Sebuah Kenangan -



Posting Komentar

2 Komentar

  1. Cerpen yang menarik. Jadi pengen kenal sama Lyra hehe

    BalasHapus
  2. Katanya Lyra suka sama Float, hihi..

    BalasHapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih, sampai jumpa!