
Istilah sekolah inklusi yang baru beberapa hari lalu saya ketahui dari seorang teman, membuat saya tertarik untuk membahasnya lebih lanjut.
Tapi sebelum itu, saya inginbercerita sedikit. Saya ingat, dua anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di RA tempat anak saya mengeyam pendidikan TK. Di mana kedua anak ini memang ditangani oleh guru yang berbeda pula.
Satu anak memiliki karakter hiperaktif, berbadan cukup besar, semacam mengalami speech delay, dan tidak terlalu banyak bicara. Namun, ketika bermain bersama teman-temannya, ia cenderung bersikap kasar, seperti mendorong, memukul, atau bahkan menertawai tanpa sebab.
Sementara anak yang satunya memiliki karakter lebih kalem, tidak banyak bicara juga, dan sering menyendiri. Walau terkadang juga tampak bermain bersama teman-temannya, namun itu tak bertahan lama, hingga kemudian ia lebih memilih untuk memisahkan diri dari keramaian dan berdiam di suatu tempat. Bahkan, ketika jam pejalaran sedang berlangsung.
Anak-anak ini juga biasa tidak bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu dan memang harus perlahan-lahan ditangani, misalnya diajak belajar atau hal lain untuk bisa berbaur bersama teman-temannya.
Hal tersebut pun telah dijamin oleh UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan, bahwa penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik penyandang cacat atau yang memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara inklusif yang merupakan sekolah khusus.
Mengenal Sekolah Inklusi

Sebagaimana yang sudah dijelaskan secara singkat di atas, SLB bukanlah satu-satunya pilihan bagi anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan dan pelajaran yang sesuai. Karena, anak berkebutuhan khusus juga bisa menerima pendidikan di sekolah inklusi.
Nantinya, anak berkebutuhan khusus tetap didampingi oleh guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar sehingga dapat tetap berinteraksi dengan teman-temannya.
Sistem pembelajaran, pengajaran, kurikulum, sarana dan prasarana, serta sistem penilaian di sekolah inklusi akan mengakomodasi kebutuhan anak berkebutuhan khusus, sehingga mereka dapat beradaptasi, menerima pendidikan karakter dan lainnya dengan sebaik mungkin.
Manfaat Sekolah Inklusi
1. Mendapatkan Hak dan Kewajiban
Anak berkebutuhan khusus akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik reguler lainnya dalam satu kelas. Jadi, tidak ada yang dibeda-bedakan, kecuali penanganan khusus dari sikap anak tersebut.
2. Fasilitas Mencukupi
Anak berkebutuhan khusus akan tetap mendapatkan berbagai fasilitas untuk belajar dan mengembangkan diri yang disesuaikan dengan anak, terlepas dari keterbatasannya.
3. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Memberikan dukungan yang lebih kepada anak berkebutuhan khusus untuk bisa bersikap lebih berani dan percaya diri, sehingga bisa bergaul dengan lebih baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah.
4. Memiliki Banyak Kesempatan
Anak berkebutuhan khusus akan mendapatkan banyak kesempatan untuk belajar tentang banyak hal dan mendapatkan lebih banyak teman.
5. Menumbuhkan Rasa Empati
Anak berkebutuhan khusus dan siswa reguler lainnya juga akan terlatih dan terdidik untuk dapat menghargai, menghormati, dan menerima satu sama lain dengan penuh empati.
Ketahui Beberapa Tantangan Sekolah Inklusi

Maka dari itu, sudah dari jauh-jauh hari sebelum anak mulai sekolah, para orang tua bisa mencari sekolah inklusi di daerah tempat tinggal masing-masing.
Menurut Muhammad Nurul Ashar, dosen prodi S-1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengungkapkan bahwa, pendidikan inklusif di Indonesia saat ini mulai memperlihatkan progres yang sangat baik.
Hal ini tentu saja juga didukung dengan adanya komisi nasional disabilitas di tingkat nasional serta dukungan dari pemerintah pusat-daerah yang semakin membaik. Selain itu, pemahaman terhadap kondisi 'luar biasa' ini pun semakin meningkat di masyarakat, regulasi tentang anak berkebutuhan khusus juga semakin bagus, dan sekolah-sekolah semakin banyak yang menerapkan sistem ini.
Sehingga harapan besar untuk ke depannya adalah, tidak ada lagi stigma disabilitas maupun anak berkebutuhan khusus yang lebih meluas.
Kendati demikian, menurut beliau yang juga merupakan lulusan The University of Sydney, Australia itu menambahkan bahwa, pendidikan inklusif di Indonesia masih memiliki beberapa catatan yang perlu diperbaiki.
Sekarang ini saja, sudah terdapat sekitar 40 ribu lebih sekolah inklusi tingkat dasar dan menengah, dari sekitar hampir 400 ribu lebih jumlah sekolah dasar dan menengah baik di bawah Kemendikbudristek maupun Kemenag.
- Minimnya jumlah tenaga pengajar atau staf guru pendamping khusus
- Tidak semua guru dan staf di sekolah memahami cara mengajar dan membimbing anak-anak berkebutuhan khusus
- Kemungkinan adanya penolakan dari orang tua atau siswa reguler untuk belajar bersama dengan anak-anak berkebutuhan khusus
- Fasilitas yang belum memadai, misalnya terbatasnya buku atau keperluan pembelajaran lain yang menggunakan huruf Braille untuk siswa tunanetra
- Risiko bullying atau perundungan dari siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus
Jika kamu merupakan orang tua dari anak berkebutuhan khusus dan berencana untuk menyekolahkannya di sekolah inklusi, maka kamu bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan psikolog.
Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa banyak membantu sekaligus menambah pengetahuan kita semua ya.
https://www.unesa.ac.id/
https://www.alodokter.com/
24 Komentar
Baru tahu ada sekolah inklusi pas anakku masuk SD nih dan ada guru yang cerita kalau di SD lain nerima anak istimewa juga. Anak ADHD, hiperaktif, dll juga diterima tapi kuotanya dikit banget. Misal sekelas ada 30 anak, yang anak istimewa hanyaa da 1-3 orang aja. Itupun wajib ada guru shadow.
BalasHapusIya nih, Mbak, di sekolah anaku waktu TK juga nerimanya 2 anak aja, pun yg mendampingi beda guru. Semoga bisa makin banyak yg punya keahlian menangani ABK yah, aamiin..
HapusSekolah Inklusi ini memang bisa menghapus jurang pembatas ya, Mbak. Karena setiap anak memang berhak mendapatkan pendidikan yang sama. Hanya memang masih ada tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari tidak semua tenaga pengajar yang memahami cara mengatasi ABK, sampai memang banyak orang tua yang keberatan. Karena itu tadi banyak kejadian di luar dugaan. Misalnya tiba-tiba mendorong atau memukul.
BalasHapusBener tuh, Pak. Para guru pendamping juga harus sabar dan beneran ahli, karena kalo enggak, bisa-bisa malah emosi, kan nggak lucu, huhu..
HapusAlhamdulillah, dengan adanya sekolah inklusi maka anak yang berkebutuhan khusus juga berkesempatan mendapatkan pendidikan dan belajar bersosialisasi dengan teman-teman lain yg 'normal'. Kalau lingkungan sekolah mendukung, itu bisa jadi terapi tidak langsung.
BalasHapusSetuju, Mbak. Dan kalau bisa juga ditambah tenaga pendidik pendamping untuk mereka, supaya perkembangan anak juga lebih maksimal.
HapusWalaupun sekolah biasa ngasih kesempatan buat yang berkebutuhan khusus, nyatanya nggak semua guru di sekolah biasa siap mendidik ABK.
BalasHapusMaka dari itu, butuh pendamping yg pro juga untuk mendidik ABK yah, Mbak.
HapusSekolah inklusi ini membuat anak-anak khususnya yg berkebutuhan khusus bisa bersosialisasi. Sekaligus bagi yang lain belajar untuk lebih peduli ya
BalasHapusBetul, melatih rasa empati juga.
HapusIkut senang dengan progress perkembangan sekolah inklusi yang semakin bagus. Punya pengalaman kurang enak soalnya untuk sistem pendidikan konvensional terhadap anak yang termasuk istimewa.
BalasHapusIya nih, MbaMon. Aduh, kalo kekgitu, kenapa itu sekolah bisa dipilih pemerintah buat nerima ABK ya, huhu..
HapusBagus sih kalo ada sekolah inklusi spt ini. Tp biasanya hanya ada di kota2 besar dgn kemampuan org tua utk menyekolahkannya.
BalasHapusSementara anak yg kurang mamou di desa dgn anak berkebutuhan khusus terpaksa mendekam di rumah aja takut dicibir tetangga/org lain.
Smg pemerintah trs mendorong sekolah inklusi di banyak temlat sehingga anak berkebutuhan khusus yg blm terakses pendidikan dpt merasakannya.
Aamiin.. Bener juga ya, Mas. Ini juga harusnya termasuk biaya terjangkau ya. Atau semoga suatu saat ada komunitas yg peduli nasib anak-anak istimewa ini supaya bisa dapet pendidikan dan bersosialisasi dengan normal.
HapusJadi ingat sepupuku juga disarankan untuk sekolah inklusi karena didiagnosis autisme tapi yang ADHD atau apa gtu. Soalnya kalau ditaruh di sekolah biasa dia ga bisa mengikuti
BalasHapusNah kalo gini keknya memang harus ada guru pendamping khusus yah, Mbak. Insyaa Allah, sekolah inklusi bisa banyak bawa perubahan.
HapusKebetulan sekolah anak saya menerima anak berkebutuhan khusus atau inklusi, ada kelas khusus ada anak yg digabung dg siswa normal ada yg perlu guru pendamping khusus...dari sisi anak saya yg normal belajar menghargai teman yang berbeda spt anak.ABK...(gusti yeni)
BalasHapusMasyaaAllah. semoga makin banyak yg bisa mengikuti sekolahnya, aamiin..
Hapustemen kantorku cerita anaknya sekolah di sekolah inklusi kaya gini, basically krg lebih ya sama ya, cm memang ya stigma di masyarakat ini deh yg tajam setajam silet kaya menganggap sebelah mata krn ada embel2 'luar biasa'nya
BalasHapusBetul nih. Mereka itu kek nggak punya hati ya. Harusnya bisa lebih welcome, karena kita nggak pernah tau ke depannya, semoga aja anak-anak luar biasa ini sukses di masa depan, aamiin..
HapusMemahami dunia pendidikan ini beneran kudu menjiwai sebagai seorang pembimbing, apalagi bagi anak berkebutuhan khusus. Dari cara berkomunikasi serta treatmentnya, berbeda.
BalasHapusDan yang penting dilakukan, selain menyekolahkan di sekolah inklusi yang tepat, juga gak lupa bimbingan dan perhatian dari kedua orangtua.
Betul syekali.. Harus saling dukung sih orang-orang di sekolah, di rumah, dan sekitar juga.
Hapusalhamdulillah ya dengan adanya sekolah inklusi bisa ngebantu ningkatin kepercayaan diri ABK ya. karena pastinya persiapan mental juga lebih besar. semangat terus :D
BalasHapusIya, Mbak, alhamdulillah..
HapusHaii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!