Jangan Terlarut Dalam Kesedihan, Ini Cara Tepat Menghadapi Perpisahan




Perpisahan


Siapa pun pasti nggak mau mengalami perpisahan. Terlebih untuk berpisah dari orang-orang tercinta yang membuat kesedihan datang. Akan butuh waktu untuk benar-benar bisa mengikhlaskan.

Tapi yang namanya perpisahan jangan sampai membuat kamu malah nggak semangat ngapa-ngapain, dong ya. Lebih cepat menerima perpisahan, akan lebih baik, karena hidup kamu harus tetap berjalan.

Jangan Terlarut dalam Kesedihan, Ini Cara Tepat Menghadapi Perpisahan

Setiap pertemuan pasti berujung perpisahan. Tapi, bagaimana cara tepat menghadapi perpisahan agar tidak terlarut dalam kesedihan?

Berikut kelima cara yang bisa kamu ikuti, yaitu:

1. Memahami Tahap-tahap Penerimaan

Elisabeth Kubler Ross seorang psikolog menyebutkan bahwa ada lima tahapan penerimaan saat sedang bersedih dan membuat hati lebih siap agar bisa berdamai dengan perpisaha, antara lain:

- Penyangkalan perpisahan (denial)

- Marah pada diri sendiri (anger)

- Menawar dengan cara lain (bargaining)

- Depresi berbalut pikiran negatif (depression)

- Menerima semua yang terjadi (acceptance)

2. Kelola Amarah

Kelola Amarah

Disatu titik pada tahapan marah atas diri sendiri, terkadang membuat marah tidak dapat dikontrol, bahkan bisa berbalik lagi ke tahap penyangkalan.

Untuk itu, kamu harus bisa mengelola amarah dengan menyadarinya dan melakukan hal-hal yang membuat hati lebih tenang dan lebih nyaman.

3. Meminta Bantuan

Tidak jarang perpisahan akan menimbulkan depresi, sehingga akan sulit menerima keikhlasan. Jika demikian, kamu bisa meminta bantuan atau pertolongan kepada psikiater atau psikolog. Cara ini diperuntukkan kepada kamu yang tak kunjung membaik.

4. Merelakan atau Mengikhlaskan

Kita nggak bisa mengubah perpisahan yang sudah terjadi dan cara terbaik adalah dengan merelakannya. Memaksakan diri untuk bertahan disatu sisi, sama saja dengan menyiksa diri sendiri.

Berilah ruang untuk diri, agar segala kesedihan dan amarah dirasakan secukupnya saja. Yakinkan diri untuk bisa menyambut hari yang lebih cerah.

5. Berdamai dengan Ketidaknyamanan

Berdamai dengan Ketidaknyamanan

Dalam proses menenangkan hati, pasti butuh waktu yang nggak singkat. Disela-sela waktu tersebut, pasti akan timbul ketidaknyaman dalam diri. Untuk menghindari emosi, baiknya kamu berdamai dengan ketidaknyamanan yang ada.

Mencoba untuk menerima segala kekurangan diri supaya lebih kuat menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

Segala perpisahan yang terjadi memang di luar kuasa kita. Hadapi dengan senyuman, dan teruslah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi serta mampu memperbaiki kehidupan di masa datang. Semoga bermanfaat!



Posting Komentar

6 Komentar

  1. Kuncinya itu sebenarnya cuma 1, ikhlas
    Tapi ikhlas itu ilmu tingkat tinggi yang sulit banget, wkwkwk. Jadi bener-bener harus ada keyakinan bahwa perpisahan bukan akhir dari segalanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener, sulit tapi kalo kita paham manfaat ke depannya, yakin pasti bisa deh.

      Hapus
  2. Terima kasih sudah support dan juga atas artikelnya yang bermanfaat . Tentunya ada hikmah dari setiap perpisahan agar ikhlas melakukannya. Oh ya saya follow blog ini ya. Thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mas. Terima kasih kembali, sudah saya follow back.

      Hapus
  3. Kalau sudah mencapai acceptence atau penerimaan itu mungkin yg namanya ikhlas ya. Intinya, bagaimana pun kondisinya ttp hrs move-on krn life must go on

    BalasHapus
  4. Penerimaan diri akan realita memang perlu dan kunci ya mba akan realita. Apalagi di dunia yang dinamis ya penghuninya.

    BalasHapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih, sampai jumpa!