Indonesia Sehat Tumbuhkan Peduli Disabilitas dan Kusta



Indonesia Sehat Tumbuhkan Peduli Disabilitas dan Kusta

Beberapa waktu lalu, saya kembali bergabung menyaksikkan live YouTube Ruang Publik KBR bersama NLR, yang kali ini mengangkat tema, "Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta". Ternyata memang masih banyak yang belum begitu mengetahui hal ini.

Sebagai blogger yang tergabung di komunitas menulis 1minggu1cerita, sudah seharusnya kita ikut menyampaikan informasi ini, supaya lebih banyak lagi orang yang memahami bahwa penyandang disabilitas dan kusta perlu pendampingan dan dukungan penuh untuk hidup yang lebih baik.

Untuk itu, telah hadir dua nara sumber yang akan menjelaskan keterkaitan dan dukungan besar mereka terhadap penyandang disabilitas dan kusta. Menyampaikan berbagai macam upaya, bukan hanya melalui sosialisasi, tetapi lebih kepada mengajak banyak masyarakat untuk ikut berpartisipasi terhadap kampanye yang sedang berjalan nantinya.

Indonesia Sehat Tumbuhkan Peduli Disabilitas dan Kusta

Secara garis besar, sebenarnya hal semacam ini memang sudah seharusnya diutamakan. Bukan hanya dari komunitas atau orang-orang tertentu, namun juga peran berbagai pihak, agar nantinya tercipta Indonesia sehat.

Indonesia Sehat Tumbuhkan Peduli Disabilitas dan Kusta

Dukungan NLR Melalui Berbagai Kampanye Publik

Di awal kesempatan, dr Febrina Sugianto selaku Junior Technical Advisor NLR Indonesia menyampaikan, begitu banyak kampanye yang akan dilakukan NLR. Seperti berpartisipasi untuk mendukung tema hari kesehatan, yaitu Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku.

Selain terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan mengajak untuk ikut berkampanye, salah satunya NLR mengadakan lomba Suara Untuk Indonesia bebas Kusta (SUKA) yang lebih tertarget kepada OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta), orang-orang dengan kusta, dan para penyandang disabilitas. Karya yang dikumpulkan dari mereka adalah dalam bentuk artikel, foto serta video pendek.

NLR Indonesia juga mengadakan virtual race yang bekerja sama dengan POTADS untuk memperingati Bulan Kesadaran Down Syndrome. Hal ini diharapkan akan memberikan efek positif bagi mereka.

Selanjutnya, selama bulan November ini, NLR mengadakan workshop rutin mingguan untuk orang tua anak dengan kusta atau orang tua anak dengan disabilitas. Di mana workshop ini akan membahas tentang perawatan dan pengasuhan anak supaya kesehatannya lebih terjamin.

NLR Indonesia dengan semangat mendukung pemerintah terhadap pencegahan COVID-19, salah satunya menyalurkan, mendistribusikan bantuan berupa media edukasi yang ditargetkan pada masyarakat umum di 34 kabupaten dan kota.

Terakhir, NLR mengadakan kegiatan kampanye penyadaran yang ditujukan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat umum. Kenapa NLR juga memfokuskan kampanye ini kepada para tenaga kesehatan? Karena dalam kenyataannya, stigma terhadap kusta masih sangat tinggi di luar kacamata tenaga kesehatan.

Salah satu cara dari kampanye tersebut adalah melatih kemampuan komunikasi dari semua posisi di bidang medis agar bisa lebih mengerti tentang apa itu kusta. Jadi, bisa menandakan manakah penyakit kusta dan mana penyakit kulit biasa.

Tanggung Jawab Bersama Terhadap Isu Kesehatan

Isu kesehatan terutama penyakit kusta, masih perlu lebih diimplementasikan dalam berbagai hal. Dijelaskan Eman Suherman, SSos. selaku Ketua TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) PT Dahana (Persero), telah diberikan amanat dalam Undang-Undang di bawah Kementerian BUMN, untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Setiap tahunnya, PT Dahana menciptakan banyak program unggulan, baik mandiri atau di bawah mandatori Kementerian. Hal ini sekaligus mengimplementasikan dukungan untuk kebutuhan dasar hidup mulai dari ketersediaan pangan, kesehatan dan pendidikan.

Bahkan sejak 2017, PT Dahana melakukan program pengobatan massal, tepatnya di wilayah Cibogo, Kabupaten Subang, di mana program ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya untuk lebih memperhatikan kesehatan masyarakat disekitar PT Dahana. Khusus untuk penyakit kusta sendiri baru berjalan tahun ini dan cukup mendapat banyak respon dari masyarakat.

Pencapaian Berbagai Program yang Rutin Disosialisasikan

dr Febrina Sugianto menyampaikan juga bahwa ada tiga pendekatan agar tercapai tujuan kesehatan bersama, yaitu:

1. Zero transmission (mencegah transmisi)

2. Zero disability (mencegah disabilitas)

3. Zero exclution (menghentikan stigma)

Upaya yang dilakukan NLR sebagaimana yang telah disampaikan dr Febrina di atas, bertujuan untuk meningkatkan awareness melalui bebagai kegiatan positif yang mampu membangun dan mendukung semangat para penyandang disabilitas dan kusta.

Sebenarnya terdapat 15 program NLR terkait dukungannya kepada penyandang disabilitas dan kusta. Kegiatan rutin yang sangat membutuhkan partisipasi masyarakat Indonesia secara perlahan namun berkelanjutan.

Sementara itu, terdapat 17 program terkait dukungan sebagai prioritas terhadap penyandang disabilitas dan kusta. Di mulai dari terlibatnya perusahaan terhadap kegiatan seperti bantuan alat pelindung diri, sarana untuk berbagai kegiatan disabilitas yang bekerja sama dengan PERTUNI dan SLB.

PT Dahana juga telah melakukan pemberdayaan dan pengembangan sektor ekonomi berupa pelatihan usaha, sesuai dengan bidang yang difokuskan para penyintas.

Khusus di wilayah Subang, sebanyak 457 kasus kusta terdata sebelum pandemi, dan setelah pandemi merosot ke 116. Penurunan kasus ini sebenarnya adalah kabar baik atau bisa jadi kabar buruk. Karena, disatu sisi program-progam yang dijalankan NLR bersama partisipan berhasil menekan angka atau sosialisasi. Namun, disisi lain, bisa saja karena banyaknya pembatasan, otomatis terkendala juga dalam melakukan pengecekan data dilapangan.

Bersama Hentikan Stigma Disabilitas dan Kusta

Seperti yang kita ketahui, bahwa sampai saat ini, stigma disabilitas dan kusta masih sering terdengar. Padahal, penyakit kusta sendiri telah ada berabad-abad lalu, bahkan sering dianggap penyakit kutukan. Hal itulah yang harus dihentikan dan benar-benar menghilangkan pemikiran tersebut.

Pemahaman bahwa penularan kusta sebenarnya tidak sebegitu mengerikan. Faktanya, sejak penderita minum obat dosis pertama selama 72 jam, maka tingkat penularan turun sebanyak 20%. Jadi, kusta itu bisa disembuhkan hingga tuntas.

Mari bersama wujudkan Indonesia Sehat dan Tumbuhkan Peduli Disabilitas dan Kusta, serta hentikan stigma baik untuk penderita ataupun para penyintas, karena mereka memiliki hak yang sama untuk berkarya dan tampil di ruang publik.

Baca juga: Testimoni Mosehat, Penyakit Asam Urat Dijamin Minggat!

Semoga artikel ini memberikan banyak manfaat atau bahkan menginspirasi. Terima kasih. Sampai jumpaa..



Posting Komentar

0 Komentar