Kehamilan trimester 3, merupakan momen penting bagi ibu dan janin. Perubahan fisik ibu dibarengi dengan janin yang semakin membesar, tidak jarang membuat tubuh mudah lelah dan tidak nyaman untuk melakukan berbagai aktivitas. Pun juga dengan emosi, terjadi fluktuasi akibat ketidakstabilan hormon. Maka dari itu perlu dikontrol dengan baik supaya tidak memengaruhi kondisi janin di dalam kandungan.
Baik bagi ibu yang pertama kali mengalami kehamilan pertama,
kedua, dan seterusnya, ada banyak hal penting untuk diketahui saat masuk
trimester 3. Yuk cari tahu apa saja hal tersebut, supaya bisa berjaga-jaga
ketika terjadi hal-hal di luar dugaan.
Perkembangan yang Terjadi Pada Janin
Dikutip dari Makuku Indonesia,
ibu hamil dikatakan masuk trimester 3 saat usia kandungannya mencapai 28-40
minggu. Dibanding minggu-minggu sebelumnya, pada trimester ini janin mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Tidak hanya ukurannya saja, melainkan juga
perkembangan organ yang semakin lengkap dan sempurna.
Pada minggu ke-37, ada banyak penyempurnaan yang terjadi.
Misalnya saja kepala sudah mulai tertutupi oleh rambut, labia atau testis sudah
terbentuk, kuku juga mulai tumbuh panjang sampai dengan perkembangan paru-paru
yang semakin sempurna.
Bahkan tidak hanya perkembangan fisik, dr. Noviyani Sugiarto,
SpOG Rumah Sakit St. Carolus menyebutkan bahwa, pada trimester 3
ini, fungsi dari berbagai organ dan anggota tubuh juga mulai bekerja. Misalnya
saja bayi di dalam kandungan sudah bisa mendengar, melihat, dan juga mengalami
perkembangan berat badan yang signifikan.
dr. Novi juga menjelaskan jika pada trimester 3, berat
badan bayi normal mengalami kenaikan rata-rata seminggu 100-150 gram. Bahkan, jika akan mendekati waktu kelahiran, kenaikan berat badan bisa 200 gram per
minggu dan bisa saja dari berat badan yang semula 1 kg bisa naik ke angka
3,5 kg.
Supaya bisa memantau perkembangan bayi di dalam janin, bisa
dilakukan USG. Nantinya jika diketahui berat badan bayi tergolong rendah, sang
ibu disarankan untuk meningkatkan asupan makanannya. Karena asupan nutrisi yang
masuk pada trimester ini akan memengaruhi perkembangan otak.
5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat USG
Selain mengetahui berbagai perkembangan bayi pada trimester
3, sebagai ibu juga perlu memerhatikan banyak hal saat melakukan USG. Hal
tersebut dilakukan untuk persiapan persalinan yang semakin dekat.
Masih berdasarkan dr. Novi, ada setidaknya lima hal saat melakukan USG jelang persalinan yang perlu untuk diperhatikan, yaitu:
1. Posisi plasenta atau ari-ari perlu diperhatikan supaya tidak menghalangi jalan lahir
2. Berat badan janin berdasar usia kehamilan. Perlu diketahui sudah sesuai dengan standar atau malah kurang.
3. Volume air ketuban, jika kurang perlu mengonsumsi banyak air putih supaya jelang kelahiran bisa cukup untuk memperlancar prosesnya
4. Pantau juga aliran darah ibu ke janin, pastikan lancar supaya persalinan juga tanpa kendala
5. Terakhir, perlu juga diperhatikan denyut jantung janin. Tujuannya adalah mendeteksi adanya perubahan pola detak jantung selama proses persalinan. Sebagai informasi, detak jantung yang berubah dengan cepat atau lambat bisa saja terjadi karena kekurangan oksigen. Perlu dipantau sebelum dan setelah melahirkan.
Pantau Kondisi Ketuban, Waspadai Pecah Dini!
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jelang kelahiran
air ketuban merupakan hal penting untuk terus dipantau. Jangan sampai terjadi
pecah dini, akan membuat proses kelahiran lebih rumit. Bayi juga bisa lahir
dengan prematur. Supaya bisa mengetahui kondisi air ketuban, pantau dengan
menggunakan USG.
Kondisi air ketuban pecah dini ini penyebabnya belum
diketahui secara pasti. Namun ada dugaan terjadi peradangan atau infeksi pada
selaput korion. Tapi memang ada beberapa kondisi yang membuat air ketuban
memiliki volume yang sedikit. Dalam istilah medis, kondisi air ketuban sedikit
bisa menyebabkan terjadinya oligohidramnion.
Air ketuban pecah, sebenarnya merupakan pertanda bayi akan
segera lahir. Jadi bagaimana cara membedakan dengan pecah dini? dr. Novi
menghimbau ibu hamil di trimester terakhir ini agar selalu waspada dan
mengetahui berbagai cirinya.
“Cirinya ada rasa ingin buang air kecil yang tidak bisa
ditahan. Biasanya kalau bingung, kita bisa cium baunya. Air ketuban biasanya
tidak berbau atau ada bau manis sedikit,” papar dr. Novi.
Selain itu, dr. Novi juga menyebutkan air rembesan ketuban
juga dapat keluar saat ibu hamil sedang batuk atau mengejan. Untuk catatan, air
ketuban ini akan lebih banyak keluar saat ibu sedang posisi tidur. Alasannya,
saat ibu tidur, posisi bayi akan berdiri, kepalanya menahan air ketuban
sehingga ‘memaksa’ untuk keluar.
Selain itu, dr. Novi juga membahas perbedaan antara lendir
dan air ketuban.
“Jika lendir yang keluar, (teksturnya) tidak seperti air.
Kalau keputihan yang keluar warna putih-putih. Jika saat keputihan yang keluar
air, berarti harus segera diperiksa. Nanti akan di tes lagi namanya tes lakmus. Jika saat tes berubah warna maka itu adalah air ketuban,” tambahnya.
Supaya volume air ketuban tetap cukup sampai proses
melahirkan, ibu harus terus mengonsumsi makanan dan minuman penuh nutrisi.
Karena itu juga akan dikonsumsi janin. Bagi ibu yang belum mengetahui, air
ketuban sendiri sebenarnya merupakan air kencing janin. Jadi jika kurang
nutrisi atau mengalami stres, produksi air kencing bisa sedikit.
Kiat Sukses Melahirkan
Semua ibu hamil menginginkan proses kelahiran yang lancar. Memiliki buah hati yang baru lahir dalam keadaan sehat dan memiliki anggota tubuh yang lengkap.
Maka dari itulah dr. Novi memberikan beberapa kiat supaya bisa sukses dan
lancar dalam proses persalinan.
Ibu hamil harus mempersiapkan kondisi mental dengan baik. Caranya adalah dengan melakukan berbagai persiapan yang matang. Mulai dari belajar mengejan, istirahat cukup, sampai dengan melakukan olahraga secara rutin, 15-30 menit setiap harinya.
Supaya makin lihat simulasi kelahiran, ibu hamil bisa
mengikuti kelas hamil dan belajar berbagai teknik pernafasan. Dalam proses
mengejan, dr. Novi menyarankan posisi setengah duduk atau miring ke kiri, ini
untuk membuat sang ibu nyaman. Posisi terlentang kurang disarankan karena, bisa
menyebabkan masalah.
Melahirkan dengan posisi terlentang dilarang karena dapat menekan pembuluh darah di punggung jadi aliran darah ke bayi terganggu.
Selain itu, persiapkan pikiran dan hatinya untuk sama-sama
menguatkan diri. Berikan afirmasi yang positif, supaya persalinan jadi makin
lancar. Tidak hanya dari ibu hamil sendiri, dr. Novi juga menyarankan para
suami untuk memberikan dukungan kepada sang istri. Contoh tindakan kecilnya
seperti membelikan makanan kesukaan, menggosok punggung, sampai dengan kecupan
di kening.
Jangan disepelekan ya, tindakan sederhana para suami tersebut juga memberikan dampak yang besar untuk proses persalinan. Jika memungkinkan, para suami juga disarankan untuk menemani istri saat proses kelahiran.
23 Komentar
aku nih, lagi menyiapkan mental sambil nungguin due date-nya si baby launching. Bener banget, TM3 itu masa-masa yang nggak kalah berat. tidur kadang nyaman seringnya nggak, gampang capek, gampeng pegel.. hihi. Mohon doanya ya Mbak Ky...
BalasHapusWahh mudah2an sehat selalu ya mba arin, dan persalinannya nanti dilancarkan. aamiin/
Hapustulisan ini aku simpen dulu siapa tahu nanti hamil lagi.eh
Semoga lancar mbak Arina
HapusBarengan yok Mbak Ji, eh!
HapusTipsnya bener banget nih. Saya juga mempraktekkannya pas hamil kedua
BalasHapusMantulll
HapusEh iya, ngalami pas trimester 3 akhir bayiku masih 1,8kg udah takut aja kena BBLR lagi.. Akhirnya dopping makan dan nutrisi cukup, eh pas lahir 2 minggu kemudian 2,9 kg. Masya Allah.
BalasHapusMasyaaAllah, alhamdulillah, pas yah Mbak
HapusJadi ingat TM3 saat hamil si kembar. Kondisiku balik seperti waktu TM1. Mual yang parah sampai susah makan minum, mudah lelah, pusing dan bergerak. Tapi alhamdulillah sudah terlewati.
BalasHapusAlhamdulillah ya Mbak, si kembar pasti tumbuh sehat
HapusDi trimestee ke-3 BB bayi memang berkembang pesat. Agak kaget jg dulu pas hamil pertama. Hamil kedua lebih santai sih. Cuma memang pntg bgt prepare tips dibatas. Plg ga bisa lebih ada bayangan pas mau lahirannya
BalasHapusMasya Allah jd inget hamil hehe.. selain fisik, mental bumil jg penting disiapkan nih hihi
BalasHapusya allah jadi inget semasa melairkan nak kedua aku malah mengejan sekuat tenaga hingga akhirnya membuat ketuban pecah seperti balon meletus memag sih saat itu tak ada persiapan bahkan latihan pernafasan jarang. penting ini padahal ya
BalasHapusaku banget nih lahirannya gegara ketuban pecah. ya ampun pas itu aku nggak bisa bedain ini pipis apa ketuban pecah saking polosnya. Tapi emang feeling sih rasanya beda aja, akhrnya ke bidan dan emang pecah ketubanya. jadi harus makin aware ya masuk trimester tiga tuh
BalasHapusDimasa kehamilan memang banyak yang harus di perhatikan ya. kalau aku sih yang penting menjaga pola makan itu penting banget. pastinya harus yang sehat-sehat.
BalasHapusMakasih mbak artikelnya, perlu dibaca baca ulang nih sebelum persiapan hamil anak keduaku
BalasHapusBenar banget mbak, aku aja yang baru-baru udah melahirkan melalui drama yg begitu melelahkan, tetapi terobati semua di saat aku udah melahirkan.
BalasHapusApapun dramanya bakal terkalahkan dengan rasa bersyukur saat anak2 sudah terlahir ya mbaa
BalasHapusselama 3 kali lahiran, ketuban saya selalu pecah bersamaan dengan lahirnya bayi
BalasHapusNoted kak noted hihi, artikel penting nih untuk mom to be kek aku :)
BalasHapusMasa-masa menegangkan emang Trimester 3 itu. Pikiran sering was-was. Mikirin kelahiran nanti gimana.
BalasHapusizin share ya kak
BalasHapusSilakan :)
HapusHaii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!