Sebuah Keterpaksaan



cerita, sebuah cerita, cerita pendek, guest post

Halo semua. Kalau ada cokelat dan keju, kamu mau pilih yang mana? Pasti kamu bakal pilih yang kamu suka kan? Sama kayak hidup, kamu pasti bakal milih semua hal yang kamu suka. But, life is not easy hanya untuk memilih hal yang disukai. Dan belum tentu juga hal yang kamu nggak suka, bisa buat kamu sengsara.

Menurut kamu, apakah seseorang yang dari kecil udah di cap sebagai seorang yang punya sifat pemalu dan pendiam bakalan begitu seterusnya?

Anyway, sifat semacam itu mungkin akan terus mendarah daging ya. Bisa aja sih berubah, but not too much, hehe..

Honestly, saya adalah termasuk perempuan yang punya kedua sifat tersebut. Bersama dengan saudari kembar saya, sifat kami memang nggak beda jauh. Karena kadang ada kaann anak kembar yang cuma mirip di wajah tapi beda di kelakuan, kayak siapa ya kira-kira, haha..

Jadi, saya dan kembaran saya itu masih memegang teguh sifat tersebut, hihi.. Sampai ada saat dimana sifat tersebut perlahan menghilang secara “terpaksa” setelah menikah.

Karena yaa itu tadi, pemalu dan pendiam sama orang yang baru dikenal kan wajar ya. Kecuali, sama orang-orang yang udah dikenal lama, dan itu pun nggak semuanya. 

Menurut saya, sifat tersebut perlahan menghilang karena munculnya “keterpaksaan” untuk berinteraksi secara normal dihadapan masyarakat, bukan berarti suka-suka atau nggak tahu malu yaa.. setdah bahasanya..

Apalagi setelah menikah, saya memutuskan untuk merantau ke Bali, yang jauuuuuh dari orang tua yang tinggal di Medan. Dan herannya, mereka pun mengizinkan anak-anaknya untuk merantau ke luar pulau Sumatera. Sampai sekarang saya masih belum tahu alasan orang tua yang sebenernya sih. Saya sih nangkepnya ya supaya saya dan kembaran saya bisa lebih mandiri and more strong as a woman.

Balik lagi ke hal yang disuka dan nggak di sukai. Mungkin ini lebih kepada sejauh mana saya bisa bersikap baik dihadapan orang dengan mengesampingkan kedua sifat tersebut, dalam arti friendly. Apalagi sebagai anak rantau, mau nggak mau harus ngelakuin hal yang nggak saya sukai, tapi masih dalam batas positif ya.

Saya sering mencoba untuk membuang karakter pendiam dan pemalu ketika bertemu dengan orang baru. Tapi itu sulit gaes.. Selalu aja balik lagi ke sifat asal, haha..

Intinya, saya nyaman dengan karakter ini. walau kadang harus “terpaksa” menghilangkannya, tapi selama saya bisa men-handle-nya dengan baik, saya pasti bisa bertahan hidup di tengah ke-perantau-an ini atau dimanapun saya berpijak.

Well.. Apapun itu, semoga kita selalu bisa membangun karakter yang baik dimanapun berada ya, bagaimanapun sifat asal kita, suka atau nggak suka, yang terpenting tahu menempatkan diri dalam situasi dan kondisi apapun, dan tetap berada pada jalur yang positif, itu sih.

Gif: tenor.com



Posting Komentar

4 Komentar

  1. Pilih dua-duanya mba 😆 tapi yang palingggg paling suka adalah cokelat hehehehe. By the way, tulisan mba Rizky bagus, saya masih ingat kata demi katanya 😍

    Saya setuju sama mba, kadang kita terpaksa atau dipaksa menjadi orang lain karena kita perlu adaptasi dengan keadaan. Mungkin itu yang dinamakan survival mode, agar kita bisa survive especially saat berada di luar zona nyaman 😄

    Semoga Bali sudah menjadi rumah yang nyaman untuk mba, yaaah 😍💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Eno bisa aja, haha.. Makasiiih..

      Iya, adaptasi itu yg kadang masih susah aku lakuin, huhu.. Tapi di luar itu semua, Bali memang udah jadi tempat yg nyaman dan luar biasa, setidaknya selama 2 tahun ini, itu sih :D

      Hapus
  2. Semangat terus dalam prosesnya yaa...
    Kalau menurut aku personality itu fluid, jadi ngga selalu sama tergantung tantangan yang kita hadapi saat itu. Kalaupun tetep lebih cenderung introvert, ngga ada salahnya kok hehe.
    Ngga ada yang bilang extrovert lebih baik dari introvert.
    Asal ngga anti sosial aja.
    Hugs

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uuuhh.. nuhun teh Renov, nggak sih anti-sosial, tetep berbaur, hanya saja nggak terlalu banyak omong, hihi.. hugs too..

      Hapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!