Puisi: Ramadhan Terbeda





Senja mulai menampakkan teduhnya sinar sore

Mencoba memberi kehangatan yang tiada tara

Lembut sentuhan angin yang menyisir sejuk

Menjadikan rindu seolah membeku

Sangat disayangkan karena terhilangkan kebiasaan

Merenggut sebagian aroma Ramadan

Karena terciptanya langkah yang menjarak

Serasa tak utuh menjalankannya

Dalam keterbatasan yang semakin menggelegak

Melumat sebahagian rasa yang tak biasa

Sungguh terasa tak sama

Hilang hamparan kebahagiaan yang telah ternanti lama

Entah sampai kapan ini akan mengitari

Membalut dalam kesemuan

Ketidakpastian yang semakin menjadi

Seolah tertutup ilalang

Terlihat samar

Namun, alir ketaqwaan jangan sampai berkurang

Atau bahkan pudar

Sungguh hanya kuasaMu yang bisa mengakhiri ini semua

Tak henti berusaha untuk perbaiki diri

Tetap ada niat dalam hati

Untuk bisa beribadah dengan tulus ikhlas

Hanya mengharap ridho Illahi

Gif: tenor.com


Posting Komentar

0 Komentar