Cerbung: Rindu Mencinta ~ Part 3




"Makasih banyak lho Bim."
"Iya, besok aku jemput jam 6 ya Mi," ujar Bimo.
"Kepagian Bimooo.. Toko aja buka jam 8," seru Mia enggan.
"Hei, besok jam 6. Ok. Daaa.." kata Bimo bersikeras dan melaju dengan motornya.
Mia pun heran, akan kemanakah Bimo mengajaknya besok ?

Seperti biasanya seusai sholat subuh, Mia selalu bersih-bersih ke seluruh pelosok sudut rumahnya, karena memang Ia adalah seorang yang tak bisa melihat kotor. Setelah itu Ia mempersiapkan pakaian yang akan dikenakannya saat ke toko nanti.

"Kring-kring," terdengar bunyi seperti suara bel sepeda, "Bimo," ujar Mia.
"Kamu kok nggak bilang mau naik sepeda ?" sambil tertawa Mia terheran.
"Sengaja, bosan naik motor terus, hehe.. Ayo naik," ajak Bimo.
Mia menahan tawanya, "Kamu ada-ada aja deh Bim, aku jadi ingat zaman SD dulu tau, tapi nggak berdiri gini sih, haha.." kenang Mia.
"Aku juga dulu naik sepeda pas zaman SD, tapi seringnya dibonceng sih, dibonceng sama Pak Wanto, bapak aku," sambung Bimo yang juga ikut mengenang sang ayah.
Mia berpikir sejenak, "Pak Wanto ? Guru Bahasa Indonesia kan ?" kata Mia mengira-ngira.
"Iya, beliau kan bapakku," lanjut Bimo mengklarifikasi.

"Berarti kamu dulu sekolah di SDN 01 Kiri Hulu 102896 dong ?" kata Mia ingin meyakinkan.
Bimo tertawa lepas, "Tepat sekali. Kamu yang rambutnya sering di kuncir kuda itu bukan ? Yang suka masuk kantin terus bantuin bude kantin bikin donat mini ?" kata Bimo menebak-nebak.
"Eh, iya benar itu aku. Kok kamu tau sih ? Aku tuh kasian sama bude kantin, habisnya dia ngurus semuanya sendiri. Mungkin dari situ juga sih akhirnya aku hobi masak, haha.." cerita Mia.
"Pantesan aja, aku kira kamu itu anaknya bude kantin lho, hehe.. Btw, berarti kita sama-sama berubah ya, maksudnya berubah struktur wajahnya, aku makin tampan, kamunya makin.. " Bimo menghentikan ucapannya.
"Makin apa.. Kok nggak diterusin sih ?" protes Mia.
"Ya makin naksirlah aku sama kamu," ceplos pelan Bimo.
Namun Mia seolah tak mendengar ucapan Bimo, Ia lalu melihat jam tangannya, "Eh, Bim, ayo balik, hampir jam 8 lho ini. Bim, aku boleh duduk di depan nggak ? Capek nih kakinya," celetuk Mia.
"Oh, Ok siap. Pegangan ya, kita mau terbang," canda Bimo.
Mia sedikit ketakutan, "Hati-hati lho Bim."

Sesampainya di rumah, Mia bergegas bersiap berganti pakaian yang telah Ia siapkan sedari pagi. Dan lalu segera berangkat bersama Bimo, tentu saja dengan sepedanya.

Sampai di toko, Citra yang sudah menunggu dan terduduk di tangga tentu saja heran melihat kedatangan Bimo dan Mia.

"Akhirnya datang juga," ujar Citra dengan sedikit tersenyum heran.
"Aku langsung balik ya Mi, Cit, udah telat nih, daa.." pamit Bimo terburu-buru.
"Makasih Bim, hati-hati !" teriak Mia.
Citra melirik tajam sembari tersenyum, "Apaan sih Cit. Tadi tuh dia ngajak aku sepedaan, tapi terus lupa waktu makanya agak telat," jelas Mia sambil membuka pintu toko.
Citra tertawa manggut-manggut, "Kok langsung klarifikasi gitu sih kamu Mi."
Wajah Mia merona malu, "Eh, udah ayo bersih-bersih keburu ada yang datang lho," ajak Mia mengalihkan suasana.
Citra semakin tersenyum melihat tingkah sepupunya itu.

Besok paginya seperti yang sudah-sudah, toko buka jam 8 pagi, beserta dengan Mia dan Citra yang selalu datang tepat waktu, kecuali saat Mia diajak Bimo naik sepeda itu. Hari berjalan seperti biasanya. Dengan pengunjung yang selalu datang meramaikan D'Miss Cake.

Sampai pada jam tutup toko, tiba-tiba Bimo datang.

Citra sangat mengerti keadaan malam itu, "Aku duluan ya Mi, Bim. Bye," pamit Citra lalu berbisik ke Bimo, "Jagain Mia ya, dia perempuan baik-baik," kemudian melaju dengan jemputan ojolnya.

~kira-kira Bimo sama Mia mau ngapain yaa ??~


Posting Komentar

0 Komentar