Cerbung: Monic Itu Doraemonku Part III



Cerita punya cerita, aku dan Monic mampir ke kantin kampus.
“Aku perhatiin dari kalung, tas, jam tangan sampai sepatu, kamu itu suka Doraemon ya?”, tanyaku berbasa-basi.
“Iya Vin”, jawabnya sambil meminum jus jeruk yang baru beberapa saat yang lalu diletakkan dimeja. “Kamu kenapa gak suka Doraemon Vin?”, tanyanya balik, dan sorot matanya tajamnya itu seakan-akan hendak mengiris jantungku yang tiba-tiba berdegup lebih cepat.
Aku kaget dan tak sengaja menelan es batu berukuran jempol Yugo, yang sedari tadi berada dalam mulutku. Alhasil, aku jadi tersedak.
“Minum Vin minum”, tawar Monic sambil menepuk-nepuk pundakku. “Adik kamu yang cerita sama adik aku, trus adik aku nyampein ke aku. Sorry ya Vin, kamu jadi kaget gitu”, jelasnya dan tertawa simpul.
“Gak apa-apa kok Mon”, ujarku.
Tak lama, Yugo pun datang. Namun, Monic keburu pamit.
“Aku duluan ya Vin, Go”.
“Iya Mon, hati-hati ya”, seru Yugo, namunku hanya mengangguk dan melambaikan tangan.
***
Diam-diam aku duduk didepan tv dan melihat dvd yang sedang ditonton oleh Karin, ya Doraemon.
Karin mulai menaruh curiga padaku.
“Ini kak Kevin kan?”, tanyanya aneh.
“Memangnya kamu pikir siapa? Pertanyaan itu seharusnya gak perlu ditanyain”.
“Habisnya aku heran liat kakak yang tiba-tiba duduk manis didepan tv, padahal kan kakak gak suka sama Doraemon. Atau jangan-jangan kakak lagi suka sama cewek yang suka Doraemon yaa.. Hayo kakak ngaku”.
Sial! Perkiraan Karin memanglah tepat. Dan aku pun mengakuinya.
“Iya dek, kakak jadi kemakan omongan deh. Kakak lagi naksir cewek yang doyan robot kucing itu dek. Dan dia itu kakaknya teman kamu”, jelasku panjang kali lebar.
“Kak Monic? Waah, iya iya kak, kakak dekatin aja kak Monic. Kak Monic itu baik loh kak, udah gitu cantik, pinter lagi, dan yang terpenting sama kayak aku, suka Doraemon”, serunya lebar kali tinggi.
“Iyaa, kakak udah tau. Dia itu sekelas kakak dikampus. Makanya kenal”, ucapku lagi.
“Ooh.. Aku dukung kakak deh. Semangat kak Kevin!”, aku merasa adikku itu terlalu berlebihan.
***
Makin kesini, aku makin mengenal kepribadian Monic. Ternyata dia itu dewasa, bawaannya kalem, dan senyumnya itu yang selalu terngiang diingatanku.
“Go, aku suka dia. Dia itu tipe aku banget”.
“Haha.. Dari awal aku juga udah bilangkan sama kamu Vin”, ujarnya bangga.
“Kamu memang sahabat aku yang paling the best deh Go”, kami pun saling bertepuk bahu. “Tapi jangan kuat-kuat juga kali nepuk bahu aku Go. Serasa dipukul pakai balok kayu jadinya”.
“Hehe,, Sorry Vin”.
***
“Dek, temenin kakak beli pernik Doraemon ya, ntar kamu kakak beliin juga deh”, ajakku.
“Buat kak Monic ya kak? Ayo ayo kak”, tanpa pikir panjang Karin pun menarik tanganku untuk segera pergi.
“Ternyata Doraemon itu lucu juga ya dek”, seperti terbangun dari tidur panjang, aku baru menyadari kelucuan robot kucing ini. Dan aku tak pernah lagi menyebutnya robot rakun, lebih aneh kedengarannya.
Karin hanya tertawa seperti meledekku. Tapi tak apalah, dia kan udah membantuku.
***
Siang ini sepulang kuliah, aku mengajak Monic pergi ke danau buatan yang ada dibelakang kampusku. Sebelumnya aku berterima kasih sekali kepada sang pembuat danau, karena dengan adanya danau ini, aku jadi tak perlu jauh-jauh pergi kedanau-danau yang lain. Sekian.
Obrolan demi obrolan pun berlalu. Sampai lah pada puncak dan bukan sekedar obrolan.
“Monica..”.
“Iya Kevin”.
“.. Aku tau, kalau kamu itu suka doraemon udah lama”.
“Iya, terus..”.
“terus, kamu tau tau gak..?”.
“Enggak”. “Aku belum selesai ngomong Moniic”. “Hehe, iya iya. Lanjutkan Vin”.
“.. Kamu tau gak, kalau aku suka kamu dari awal kita ketemu”, ujarku yang agak berbasa-basi namun tetap romantis, menurutku.
“...”, Monic terdiam dan sedikit tersenyum.
“Kamu mau jadi pacar aku Mon?”, tanyaku lagi-lagi tanpa berbasa-basi.
“Aku.. Hmm..”, Monic berpikir.
Aku pun harap-harap cemas dengan jawabannya.
“Aku mau jadi pacar kamu Vin. Tapi kamu gak keberatankan kalau aku doyan sama robot kucing ini?”, serunya sambil memeluk boneka Doraemon pemberianku. “Coba aja aku yang dipeluk. Waah..”, khayalku.
“Sama sekali aku gak keberatan kok Mon. Malahan aku jadi akur sama adik aku. Ya gara-gara robot kucing ini”.
***
Perasaanku saat ini bercampur aduk menjadi satu, tapi tanpa ada yang sedih-sedih ya. Dan aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Doraemon sang robot kucing yang telah menyadarkanku betapa lucunya dirimu dan telah mempertemukan aku dengan Monica. Juga adikku, terima kasih yaa. Buat Yugo pilihlah satu dari sekian banyak wanita yang ada diduniaa.. Yang terakhir terpenting itu buat mama, love you..


Posting Komentar

0 Komentar