Cerita punya cerita, aku
dan Monic mampir ke kantin kampus.
“Aku perhatiin dari
kalung, tas, jam tangan sampai sepatu, kamu itu suka Doraemon ya?”, tanyaku
berbasa-basi.
“Iya Vin”, jawabnya
sambil meminum jus jeruk yang baru beberapa saat yang lalu diletakkan dimeja.
“Kamu kenapa gak suka Doraemon Vin?”, tanyanya balik, dan sorot matanya
tajamnya itu seakan-akan hendak mengiris jantungku yang tiba-tiba berdegup
lebih cepat.
Aku kaget dan tak
sengaja menelan es batu berukuran jempol Yugo, yang sedari tadi berada dalam
mulutku. Alhasil, aku jadi tersedak.
“Minum Vin minum”, tawar
Monic sambil menepuk-nepuk pundakku. “Adik kamu yang cerita sama adik aku, trus
adik aku nyampein ke aku. Sorry ya Vin, kamu jadi kaget gitu”, jelasnya dan
tertawa simpul.
“Gak apa-apa kok Mon”,
ujarku.
Tak lama, Yugo pun
datang. Namun, Monic keburu pamit.
“Aku duluan ya Vin, Go”.
“Iya Mon, hati-hati ya”,
seru Yugo, namunku hanya mengangguk dan melambaikan tangan.
***
Diam-diam aku duduk
didepan tv dan melihat dvd yang sedang ditonton oleh Karin, ya Doraemon.
Karin mulai menaruh
curiga padaku.
“Ini kak Kevin kan?”,
tanyanya aneh.
“Memangnya kamu pikir
siapa? Pertanyaan itu seharusnya gak perlu ditanyain”.
“Habisnya aku heran liat
kakak yang tiba-tiba duduk manis didepan tv, padahal kan kakak gak suka sama
Doraemon. Atau jangan-jangan kakak lagi suka sama cewek yang suka Doraemon
yaa.. Hayo kakak ngaku”.
Sial! Perkiraan Karin
memanglah tepat. Dan aku pun mengakuinya.
“Iya dek, kakak jadi
kemakan omongan deh. Kakak lagi naksir cewek yang doyan robot kucing itu dek.
Dan dia itu kakaknya teman kamu”, jelasku panjang kali lebar.
“Kak Monic? Waah, iya
iya kak, kakak dekatin aja kak Monic. Kak Monic itu baik loh kak, udah gitu
cantik, pinter lagi, dan yang terpenting sama kayak aku, suka Doraemon”,
serunya lebar kali tinggi.
“Iyaa, kakak udah tau.
Dia itu sekelas kakak dikampus. Makanya kenal”, ucapku lagi.
“Ooh.. Aku dukung kakak
deh. Semangat kak Kevin!”, aku merasa adikku itu terlalu berlebihan.
***
Makin kesini, aku makin
mengenal kepribadian Monic. Ternyata dia itu dewasa, bawaannya kalem, dan
senyumnya itu yang selalu terngiang diingatanku.
“Go, aku suka dia. Dia
itu tipe aku banget”.
“Haha.. Dari awal aku
juga udah bilangkan sama kamu Vin”, ujarnya bangga.
“Kamu memang sahabat aku
yang paling the best deh Go”, kami pun saling bertepuk bahu.
“Tapi jangan kuat-kuat juga kali nepuk bahu aku Go. Serasa dipukul pakai balok
kayu jadinya”.
“Hehe,, Sorry Vin”.
***
“Dek, temenin kakak beli
pernik Doraemon ya, ntar kamu kakak beliin juga deh”, ajakku.
“Buat kak Monic ya kak?
Ayo ayo kak”, tanpa pikir panjang Karin pun menarik tanganku untuk segera
pergi.
“Ternyata Doraemon itu
lucu juga ya dek”, seperti terbangun dari tidur panjang, aku baru menyadari
kelucuan robot kucing ini. Dan aku tak pernah lagi menyebutnya robot rakun,
lebih aneh kedengarannya.
Karin hanya tertawa
seperti meledekku. Tapi tak apalah, dia kan udah membantuku.
***
Siang ini sepulang
kuliah, aku mengajak Monic pergi ke danau buatan yang ada dibelakang kampusku.
Sebelumnya aku berterima kasih sekali kepada sang pembuat danau, karena dengan
adanya danau ini, aku jadi tak perlu jauh-jauh pergi kedanau-danau yang lain.
Sekian.
Obrolan demi obrolan pun
berlalu. Sampai lah pada puncak dan bukan sekedar obrolan.
“Monica..”.
“Iya Kevin”.
“.. Aku tau, kalau kamu
itu suka doraemon udah lama”.
“Iya, terus..”.
“terus, kamu tau tau
gak..?”.
“Enggak”. “Aku belum
selesai ngomong Moniic”. “Hehe, iya iya. Lanjutkan Vin”.
“.. Kamu tau gak, kalau
aku suka kamu dari awal kita ketemu”, ujarku yang agak berbasa-basi namun tetap
romantis, menurutku.
“...”, Monic terdiam dan
sedikit tersenyum.
“Kamu mau jadi pacar aku
Mon?”, tanyaku lagi-lagi tanpa berbasa-basi.
“Aku.. Hmm..”, Monic
berpikir.
Aku pun harap-harap
cemas dengan jawabannya.
“Aku mau jadi pacar kamu
Vin. Tapi kamu gak keberatankan kalau aku doyan sama robot kucing ini?”,
serunya sambil memeluk boneka Doraemon pemberianku. “Coba aja aku yang dipeluk.
Waah..”, khayalku.
“Sama sekali aku gak
keberatan kok Mon. Malahan aku jadi akur sama adik aku. Ya gara-gara robot
kucing ini”.
***
Perasaanku saat ini
bercampur aduk menjadi satu, tapi tanpa ada yang sedih-sedih ya. Dan aku ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada Doraemon sang robot kucing yang telah
menyadarkanku betapa lucunya dirimu dan telah mempertemukan aku dengan Monica.
Juga adikku, terima kasih yaa. Buat Yugo pilihlah satu dari sekian banyak
wanita yang ada diduniaa.. Yang terakhir terpenting itu buat mama, love you..
0 Komentar
Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!