Review Film Ngeri-Ngeri Sedap, Tontonan Wajib Anak Rantau!



Film Ngeri-Ngeri Sedap, Review Film Ngeri-Ngeri Sedap

Review film Ngeri-Ngeri Sedap ini sebetulnya sengaja ku buat karena memang filmnya sangat relate sama kehidupan sebagian besar anak rantau, terutama buat mereka yang hubungannya kadang apa kalilah sama bapaknya.

Wait a minute.. Di review film kali ini, izinkanlah saya bercerita eh menulis dengan logat Batak, yaa. Itung-itung melepas rindu sama suasana dikampung halaman, hehe.. Jadi, selamat membaca dengan logat Batak juga, wkwk..

"Ngeri-Ngeri Sedap"nya Perjuangan Kami ke XXI

Jadi gini ceritanya, pas aku mau cari tontonan di YouTube, tetiba jumpalah Ngeri-Ngeri Sedap Official trailler, kutontonlah.. Hha.. Terus terpikir, sedap juga ni keknya, apalagi pemainnya komika-komika yang memang favoritku kali.

Dan setelah tau kalau premiere Ngeri-Ngeri Sedap tanggal 2 Juni 2022, langsunglah kukirimkan link YouTubenya sama lakik ku, sekaligus ngajak dia nonton. Entah ditengok entah enggaklah traillernya itu, tapi dia bilang, ayoklah..!

Besok paginya, langsung lah kucari jadwal bioskop Bali. Berharap kalo film Ngeri-Ngeri Sedap ini ada di Plaza Renon, karena memang dekat kali sama rumah kami, bisa dibilang tinggal nyebrang aja. Eh rupanya nggak ada. Jadilah nemu film itu di Level 21 Mall, yang jaraknya juga lumayan dekat sama rumah kami.

Satsetsatset.. Udah cantiklah aku khaan, pun anakku juga udah siap dia. Tapi orang lakik satu ini, issh taulah klen kekmana, santai kurang santai, jadi lewat dari jadwal theater 15.55 WITA.

Dah ya kan, diundur lah jadi jam 18.21 WITA di mall yang sama. Berangkatlah kami selesai maghrib 18.10 WITA, eh malah singgah lagi beliau belik topi, cobaklah klen pikir, kok banyak kalilah gaya lakik ku ini, wkwk..

Oke, akhirnya nggak jadilah kami nonton di Level 21 Mall, dan cari jadwal di bioskop lain. Ketemulah di Trans Studio Mall (TSM) di jam 19.55 WITA. Abes beli tiket, lumayan menunggu lah kami dilorong waktu eh lorong bioskop itu, sambil asik berfoto. 

Dan akhirnyaa, "Pintu theater 3 telah dibuka, para penonton yang telah memiliki karcis, dipersilakan memasuki ruangan theater."

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap, Tontonan Wajib Anak Rantau!

Film dibuka sama pemandangan cantik Danau Toba dan sebuah rumah sederhana tepat di pinggir danau. Di sana, tinggal lah Bapak Domu (Arswendy Beningswara Nasution) dan Mamak Domu (Tika Panggabean) bersama Sarma (Gita Bhebhita Butar-butar) anak perempuan mereka yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Lantas, adegan diawali dengan Bapak Domu dan Mamak Domu yang menelpon ketiga anak lelaki mereka. Bukan tanpa alasan kedua orang tua ini nelpon, tapi karena mereka udah rinduuu kali, sekaligus supaya mereka bertiga bisa pulang dan datang ke acara adat yang dibuat khusus oleh opung dari pihak Pak Domu, yaah semacam perayaan untuk pahopu (cucu) gituuuh..

Naaah.. Masalahnya sekarang, orang tiga ini nggak mau pulang sekaligus jumpa sama bapak sendiri. Kenapa? Karena mereka pasti bakal ditanya dan dituntut supaya mau nurut sama kemauan Pak Domu.

Yah, namanya juga orang tua ya, merasa udah berhasil menyekolahkan tinggi- tinggi, dan mau sukses sesuai jurusan yang dipilih. Tapi, sukses dimata Pak Domu itu beda kali sama sukses dimata anak sama orang-orang sekitarnya.

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap

Mulai dari anak pertama, si Domu (Boris Bokir Manulang) yang udah 5 tahun nggak pulang kampung ini lebih milih berkarir sebagai pegawai BUMN di Kota Bandung sana, dan dia juga udah punya calon istri keturunan Sunda, Neny (Indah Permatasari). Padahal kebanyakan orang batak itu harus bisa nikah sama orang batak juga. Intinya sih supaya bisa ngelanjutin marga sebagai keluarga batak dan menghormati adat batak. Cemana Pak Domu nggak jengkel, nengok kelakuan anak pertamanya yang harusnya jadi panutan itu.

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap

Sarma, adalah anak kedua dan satu-satunya anak perempuan di keluarga ini. Dia tinggal sama Pak Domu dan Mak Domu yang bekerja sebagai PNS di kecamatan setempat. Karena menurut Pak Domu, PNS itu adalah kerjaan yang tepat untuk anak perempuannya itu.

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap

Beralih ke Gabe (Lolox), anak ketiga mereka ini sebetulnya lulusan hukum, eh tapi dia malah milih untuk jadi pelawak di Jakarta. Padahal, Pak Domu berharap kali kalau si Gabe ini bisa jadi hakim atau jaksa. Baginya, jadi pelawak itu malu-maluin. Dan Pak Domu juga sering kali ngaku kalau Gabe cuma sementara aja jadi pelawak.

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap

Yang terakhir ada Sahat (Indra Jegel), si anak paling bontot lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta ini malah milih tinggal sama Pak Pomo (Pritt Timothy), orang tua yang hidup sebatang kara di sebuah desa dengan hasil kebun sendiri. Istrinya udah meninggal dan mereka nggak punya anak. Padahal seharusnya, yang namanya anak bungsu dikeluarga batak itu, harus tinggal di rumah dan merawat orang tuanya. Begitulah harapan Pak Domu.

Ide Gila Pak Domu Bikin Ngeri-Ngeri Sedap

Di saat Pak Domu sama Mak Domu udah habis akal membujuk ketiga anak bujang mereka supaya pulang, akhirnya Pak Domu punya satu ide gila yang cemerlang, dan dia yakin kalau ide gilanya ini pasti berhasil. Pak Domu bilang kalau mereka akan pura-pura bertengkar dan Mak Domu akan bilang minta cerai.

Besoknya, Pak Domu dan Mak Domu pun mulai berakting di depan Sarma. Mereka beradu mulut saat sarapan di meja makan. Tapi, cara ini gagal. Sarma nggak ngasih respon apa-apa, dan malah pamit pergi kerja. "Sarma mungkin udah sering kali nengok kita bertengkar ya, Pak," kata Mak Domu.

Lantas, Pak Domu nanya ke Mak Domu, "Apa yang buat kau kesal kali sama aku?" Dijawablah sama Mak Domu, "Setiap kali kau pulang malam abis dari Lapo (sebutan untuk warung tuak batak)."

Pas malamnya, dibuatlah sama Pak Domu pulang larut malam. Dan di situlah mereka berdua saling teriak, sampai akhirnya Mak Domu cakap kalimat, CERAI KAN AKU!

Sarma yang terbangun malam itu pun terkejut dengar bapak sama mamaknya bertengkar hebat sampai terucap kata cerai. Pak Domu akhirnya menyuruh Sarma untuk menelpon semua saudara laki-lakinya buat ngasih tahu kejadian malam itu.

Melalui video call dan sambil menangis, Sarma bilang, kalau bapak dan mamaknya bertengkar, sekaligus sang mamak langsung minta cerai. Nggak disangka, respon ketiganya cukup cepat, dan bilang kalau besok mereka akan pulang.

Tibalah ketiga anak bujangnya dengan langsung memeluk mamak mereka. Tapi Pak Domu masih nampak dingin. Obrolan seputar perceraian pun berlanjut di meja makan.

Macam-macam pernyataan dan pertanyaan mereka lontarkan. Mulai dari apa masalahnya kenapa bisa sampai mau cerai, sampai menjelaskan bahwa dalam keluarga batak itu, nggak ada istilah cerai dalam keluarga, kalau sampai kejadian, bisa jadi bikin malu.

Seakan nggak peduli sama perbincangan anak-anaknya, Mak Domu malah nangis sejadi-jadinya. Layaknya sutradara, Pak Domu masih terus mengajak istrinya untuk berpura-pura, dan tarik ulur masalah perceraian pun masih terus berlanjut sebagai upaya keras membiarkan mereka tinggal sampai acara adat pahompu terlaksana.

Ketiga bujang mereka pun berhasil dicegah kepulangannya. Khususnya Gabe, dia malah hampir kena pecat karena waktu cutinya melebihi janjinya yang cuma dua hari aja. Tapi Gabe nggak peduli, yang penting masalah bapak mamaknya bisa cepat selesai.

Keempat anak mereka pun mencoba untuk cari cara lain supaya bapak sama mamaknya bisa cepat akur, yaitu dengan membawa mereka jalan-jalan. Bergantianlah Pak Domu dan Mak Domu mengungkapkan isi hati.

Namun tetep aja, anak-anak bujangnya nggak bisa mendamaikan keduanya. Sampai akhirnya, mereka bertemu Opung Domu yang tetiba udah ada di rumag orang tu, dari situlah Opung Domu menceritakan kerja keras kedua orang tua mereka sampai mereka semua bisa lulus kuliah.

Opung Domu sebenarnya nggak tau kalau kepulangan ketiga cucunya itu untuk mendamaikan Pak Domu sama Mak Domu yang mau cerai. Yang Opung Domu tau, mereka pulang untuk menghadiri acara adat pahompu yang sudah lama ingin digelarnya.

Merasa nggak enak menolak, mereka pun akhirnya bersedia mengikuti acara adat yang memang dibuat khusus untuk pahopu-pahopu kesayangan Opung Domu.

Sehari sebelum acara adat, Domu mencoba mengajak ngobrol Sarma. Domu bilang, sanking inginnya mendamaikan bapak sama mamak, dia jadi lupa menanyakan kabarnya dalam pekerjaan dan kisah asmaranya. Sarma pun menceritakan bahwa pekerjaannya sebagai PNS di kecamatan berjalan lancar, tapi kisah asmaranya dengan Nuel sudah putus sejak setahun lalu.

Kedekatan Sarma sama Domu, Gabe dan Sahat, memang nggak sedekat ketiga saudaranya satu sama lain. Gitu juga sama bapaknya, karena memang Sarma jadi satu-satunya anak perempuan di keluarga ini, makanya dia jadi yang paling diperhatikan.

Acara Adat Berhasil Digelar, Namun Kemarahan Tak Dapat Terhindar!

Review Film Ngeri-Ngeri Sedap

Sedari awal, Pak Domu meminta keempat anaknya supaya jangan memberitahukan siapapun tentang masalah keluarganya itu.

Nah, dari pernyataan bapaknya itu, Domu, Sarma, Gabe dan Sahat, jadi punya ide untuk mempertemukan Pak Domu dan Mak Domu sama seseorang yang paling disegani di kampung dan bisa mencarikan solusi dari masalah perceraian mereka.

Datanglah sosok pandita (pendeta) yang sering mereka panggil Amang pandita ke rumah mereka. Dan betul aja nih, Pak Domu sama Mak Domu pura-pura akur di depan sang pandita. Tapi Domu bilang kalau Amang pandita udah tau semua masalah orang itu.

Pandita meminta mereka berdua untuk berdiskusi supaya ketemu titik terang. Pak Domu dan Mak Domu pun bilang kalau mereka akan menyelesaikan perkara ini selepas acara adat.

Tibalah rangkaian acara adat yang digelar dari pagi sampai malam, yang ramai dihadiri warga setempat. Acara ini tuh semacam tepung tawar gitu kali ya kalau di adat jawa, yah kayak ada doa-doanya gitu supaya keempat cucu Opung ini selamat dan makin sukses.

Selesai acara, Opung Domu mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga anaknya ini. Terutama sama cucu-cucunya yang udah mau pulang dan datang ke acara adat yang lama diimpikan Opung Domu.

Opung juga bilang, kalau keluarga Pak Domu sama Mak Domu memang pantas dijadikan panutan sebagai keluarga bahagia. Yah, keempat cucunya itu cuma bisa tersenyum lah, apalagi mau dibuat.

Sambil berjalan pulang ke rumah, Gabe sempat nyeletuk sambil ketawa sinis, dia bilang kalau keluarga bahagia yang pande akting semua. Sarma pun sempat menengahi agar Gabe nggak cari gara-gara di tengah rasa lelah selepas acara.

Setelahnya, bukan malah berdiskusi tentang masalah mereka, tapi Mak Domu malah jadi kayak kesel kali sama suaminya, lho.. Mak Domu akhirnya buka suara kalau selama ini Pak Domu lah yang menyuruhnya berpura-pura minta cerai supaya ketiga bujangnya pulang dan bisa hadir di acara adat.

Semua jadi terkejutlah, sampai-sampai Sarma pun dipertanyakan perannya selama ini.

Ternyata, waktu pertama kali Sarma video call ketiga saudaranya itu, Pak Domu sempat minta tolong sama Sarma untuk membantunya membujuk mereka pulang, dan bilang jangan sampai mamaknya tau tentang hal ini.

((Di situlah air mata penonton pun mulai meneteeeess, huhu..))

Sarma yang selama ini diam, juga mulai buka suara dan mengeluarkan uneg-unegnya di depan abang dan adik-adiknya. Sambil terisak, Sarma minta maaf sama mamaknya, kalau selama ini dia cuma mau jadi anak perempuan yang nurut sama orang tuanya.

Termasuk memupuskan impiannya, untuk menjadi juru masak, dan bahkan udah keterima sekolah masak di Bali. Namun, ia lebih memilih untuk menjadi PNS.

Di lanjutkannya lagi, karena dia tau kalau Sahat nggak mau tinggal di rumah, siapa lagi yang merawat bapak mamaknya kalau bukan Sarma.

Bukan cuma itu, Sarma sengaja memutuskan hubungannya dengan Nuel, karena dia orang Jawa. Begitu katanya sambil satu-satu ditengoknya ketiga saudaranya itu.

Tangis pun semakin pecah dan memperkeruh suasana. Semua jadi kesal sama Pak Domu yang selalu menuntut keluarganya harus begini harus begitu. Tapi sama sekali nggak pernah mikirin perasaan istri dan anak-anaknya.

Domu, Gabe dan Sahat pun mulai beranjak dari rumah itu, dan kembali ke kehidupannya masing-masing. Sementara itu, Mak Domu dan Sarma tinggal di rumah Opung Samantha, mamaknya Mak Domu.

Pak Domu pun ditinggalkan sendiri, sebentar-sebentar ia bahkan masih sempat pergi ke Lapo untuk sekadar menghilangkan penat. Tapi tetep aja, kesepian semakin melandanya. Sampai setelah berhari-hari, Pak Domu memutuskan untuk mendatangi kediaman Opung Domu.

Ternyata, Opung Domu juga udah tau masalah anaknya itu. Pak Domu jadi merasa bersalah dan minta solusi terbaik dari sang mamak.

Opung Domu bilang kalau anaknya harus menjemput istrinya itu bersama dengan keluarganya. Pak Domu pun manggut-manggut sambil nangis dana melahap masakan mamaknya tercinta itu.

Akankah Penjemputan Berakhir Mempersatukan?

Pak Domu bersama keluarga dari pihaknya pun datang menjemput Mak Domu dan Sarma. Setelah bercakap-cakap maksud dan tujuan kedatangan mereka, Mak Domu mohon izin untuk bicara empat mata sama Pak Domu.

Nggak lama setelah itu, Pak Domu pun menyampaikan dan mengajak keluargadari pihaknya untuk pulang, tanpa Mak Domu dan Sarma.

Sedih bukan kepalang, Pak Domu sepertinya harus berusaha sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang dimulainya ini.

Seketika saya pun terkejut saat adegan Pak Domu yang menemui Neny, gadis Sunda kekasih Domu. Sempat bertanya, kenapa sang gadis memilih anaknya sebagai calon pendampingnya. Dan tanpa ragu pula Neny menjawab, bahwa "nggak ada alasan untuk saya memilih Domu, Amang Boru."

Pak Domu cukup takjub bahwa sang calon menantu tau cara memanggilnya dalam bahasa batak. Ternyata selama ini, Domu juga mengajarkan beberapa kosa kata batak kepada Neny. Dilanjutkan lagi dengan pertanyaan, apakah dia mau menikah dengan adat batak? Makin terkejut Pak Domu dibuatnya, Neny justru sangat bersemangat ingin menikah dengan adat batak yang kental lagi sakral.

Selanjutnya ada Gabe yang diprank oleh sang produser tv show-nya. Di mana saat salah satu segmen ia diminta untuk menyebutkan bahwa ayah salah satu kawan mainnya datang ke studio. Lagi-lagi, adegan ini mengandung bawang.

Gabe terkejut bukan kepalang, saat tirai terbuka, muncul lah Bapaknya sendiri, yaa Pak Domu. Dia jadi kena sindir sama kawan-kawan pelawaknya, ada Muhadkly Acho sama Abdur Arsyad.

Mereka tanya sama Pak Domu, bangga nggak sama anak bapak yang udah sukses sekarang bahkan sering muncul di TV? Pak Domu menjawab tegas kalau dia nggak bangga. Tapi, Pak Domu jadi paham, kalau pekerjaan anaknya ini bisa menghibur banyak orang dan yang terpenting bikin anaknya bahagia ngelakuinnya.

Gabe nampak senyum terharu, terus langsung dipeluknya lah bapaknya yang ngeri-ngeri sedap itu.

Yang terakhir, ada Pak Pomo yang nggak luput dari kunjungan Pak Domu. Pak Pomo banyak cerita, kalau selama ini Sahat banyak membantunya dan juga warga sekitar untuk mengajarkan bercocok tanam dan banyak hal.

Dari situlah Pak Domu sadar, kalau kebahagiaan anak-anaknya itu bukan jadi keputusannya lagi.

Udah mau abes nih ceritanya wee..

Jadilah adegan kembali ke rumah Opung Samantha tempat Mak Domu sama Sarma tinggal sementara. Pas Mak Domu sama Sarma lagi mau makan mie Gomak buatan Mak Domu, eh dengarlah suara mobil datang.

Pas ditengok, rupanya itu Pak Domu sama ketiga anak bujangnya. Tanpa basa-basi, Pak Domu mengajak Mak Domu untuk pulang bersamanya. Tapi sebelum itu, Sarma terheran-heran, kok bisa bapaknya datang sama abang dan adek-adeknya, "Mamak bilang apa rupanya sama bapak?"

Ternyata waktu Pak Domu datang sama keluarga dari pihaknya, Mak Domu bilang, "Bukan keluarga ini yang harusnya kau bawa." Udah, gitu aja, ya hasilnya begini, Pak Domu berhasil membuka hatinya untuk bisa nerima keputusan ketiga anaknya itu.

Eits, tapi setelah itu, Mak Domu malah nggak mau di ajak pulang. Terheran-heranlah suami sama anak-anaknya. "Aku lagi makan, lho. Abes makan aja kita pulang ya," yang bikin jantungan aja kan mamak batak satu ini, wkwk..

Dan film Ngeri-Ngeri Sedap pun berakhir dengan senyum yang meredakan tangis. Tamat!

Rating 10/10 Buat Ngeri-Ngeri Sedap!

Jujurly, waktu pertama kali nengok cover plus traillernya, aku memang udah tertarik kali pengen nengok film ini.

Mungkin klen pikir film ini banyak adegan lucunya khaan?? Karena yang maen pun kebanyakan komika. Tapi faktanya, komedi di film ini cuma 10%, lho.. Sisanya ya drama.

Bahkan mungkin, banyak yang meragukan kemampuan akting para komika yaah.. Misalnya..

"Ah, mana bisa pelawak akting!"

"Halah, paling kayak film drama komedi kebanyakan, iyalah kebanyakan komedinya.."

Heei! Don't judge a movie by its poster!

Film yang dibuat Bene Dion Rajagukguk sebagai sutradara sekaligus penulis ini, memang udah paten kali lah di dunia perfilman Indonesia. Penata musiknya juga udah nggak asing lagi lah, ada Vicky Sianipar, klen pasti tahu kan? Salah satu musisi Indonesia yang mendunia nih, dia selalu memberikan unsur musik batak di dalam karya-karyanya.

Curhat sikit boleh ya, waktu pertama kali nengok pemeran Pak Domu, aduh kok mirip kali lah sama Bapakku, huwaa.. Mirip fisiknya yang kurus-kurus tinggi agak gondrong gitu, tapi kalau sifatnya ya agak sama juga sih, apalagi diem-diemnya, gitu ngomong menggelegar dan kalau udah ngelawak tuh lucu, hihi.. Ah, jadi makin rindu sama Bapak, hiks..

Back to story, dari segi alur cerita sih udah bukan bagus lagi, tapi keren, nggak ketebak alurnya. Udah gitu, totalitas pemainnya itu, lho.. Mereka mampu buktiin kalau komedian itu juga bisa akting seriuuss! Walaupun di beberapa scene, masih nampak muka-muka lucu orang tu, hehe..

Ku kasih pantun khas Bang Jegel dulu lah buat klen semua yaa.. 'petir bukan sembarang petir, petir menyambar rumah si Jaka, warbyasak nengok klen berakting, inilah film keluarga favoritku sepanjang masaaaa!!

Sukses juga buat semua pemeran, dan tim di balik layar, semoga akan ada lagi film-film semacam ini atau mungkin genre-genre lainnya yang memang relate, tapi nggak mudah ketebak ceritanya yaa..

Makasih lho udah buat kami ketawa dan bahkan nagis disaat yang bersamaan. Udah macam bipolar kalau kata netizen, wkwk..

Satu lagi pesanku, film ini cocok ditonton sama siapa aja, nggak pandang bulu, nggak pandang suku, mau dia orang Jawa, orang Sunda, orang Papua, gas kan ajaa.. Jadi, bukan karena semua pemerannya bermarga atau lokasinya yang di Sumatera Utara sana. Khususnya anak rantau, nih. Dijamin bikin klen nangis bombay.

Jangan pulak klen tunggu filmnya ini tayang di TV. nontonlah di bioskop, entah sama keluarga, pacar, sendiri pun nggak apa-apa, minimal 65 ribu aja nya bayar (kalau di Bali ya, nggak tahu tempat lain, bisa jadi lebih murah mungkin, haha..)

Dah lah yaa.. Sampek sini dulu riview Film Ngeri-Ngeri Sedap-nyaa. Daadaaaa..



Posting Komentar

1 Komentar

  1. Sempat terharu waktu nonton di akhir film #TermelerMeler :D

    BalasHapus

Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih, sampai jumpa!