Flash Back: My Favorite Black




Dia ini favoritku, namanya Taufan, bukan badai atau angin ya, hehe.. Tapi, dia sering di panggil Black sama temen-temen, kecuali aku.

Kenapa favorit, karena dia bisa main gitar dan nyanyi. Tapi, sekalipun kami belum pernah berduet, haha.. Tapi lagi, kami pernah terbentuk dalam satu band dadakan, yang dibentuk sendiri sama guru musik di sekolah, dan beliau adalah my lovely father, hihi.. Beliau mendaftarkan band kami di festival sekolah tetangga. Dan berkat kekompakan kami, alhamdulillah dapet juara, walopun cuma harapan III, mayan lah yaa.. Waktu itu bawain lagu Gigi - Kepastian Yang Kutunggu dan Shanou - Kisahku (mungkin nggak banyak yang tau band dan lagunya ini). Dan setelah itu, band kami bubar dengan damai, haha..

Soal taksir menaksir, jauh sebelum satu band, si Black ini katanya udah naksir lama gitu sama aku.. Mulai kelas X, sampai kelas XII, dan dia nggak berani nyatain ke aku, karena dia menjaga perasaan seorang perempuan yang suka sama dia dalam satu kelas. Lucu ya.. Baik sekali ini orang.. Dan yang lebih lucu lagi, mereka nggak pernah pacaran sih, atau saling nyatain perasaan gitu. So, cuma sekedar deket gitu aja, nggak tau deh maksudnya apa. Dia pernah cerita sih, tapi aku nggak bakal ceritain di sini.

Waktu itu dia mulai berani mendekatiku dan berencana menyatakan perasaannya. Jadi, dia ngajak aku nonton Radit dan Jani, yang pernah nonton pasti tau nih film, film drama Indonesia yang bagus bagus bagus sekali ceritanya. Buat yang belum nonton, cari tau deh sinopsisnya. Atau download aja, hehe..

Nah, pas selesai nonton, dia baru mengutarakan isi hatinya. dia tanya, "Apa yang kamu suka dari aku ?" dan ku jawab dengan singkat dan jelas, "Lucu." dan dia pun tertawa.

Karena kami sama-sama sederhana, waktu itu kami pulang dengan angkot, hehe..

singkat cerita, pernah suatu malam minggu, dia mencoba memberanikan diri datang ke rumahku, itu artinya juga kekediaman guru musik kami di sekolah. Dan kejadian lucu-lucu nyeremin pun terjadi.

Kami hanya mengobrol di teras, mungkin karena sangking takutnya sama my father kali ya, jadi dia nggak mau masuk ke ruang tamu, haha.. Entah apa-apa sajalah yang kami obrolkan waktu itu. Sampai akhirnya, dia pun pulang dan hanya pamit dengan ibuku.

Yaa.. Singkat cerita lagi, kami bertemu saat di sekolah saja. Beberapa kali juga ngejam distudio dekat sekolah. Dan pernah juga beberapa kali nonton konser soundernalin bareng temen-temen.

Dan setelah lulus dari sekolah, kami tetap berlanjut sampai sama-sama kuliah.

Ada satu cerita dimana aku memberinya sebuah jam tangan saat dia ulang tahun. Tak berumur panjang, jam tangan itu retak dan rusak. Disitu aku sedikit kesal. Namun, setelah dia jelaskan alasannya, aku pun mengerti.

Dia juga pernah memberiku sebuah kalung yang melingkar di boneka kucing berwarna putih kuning. Bonekanya sih masih ada, tapi kalungnya, aku lupa udah kemana ya, hihi..

Beberapa kali kami bertemu di dekat kampusku. Kebetulan kampusku ada di tengah kota, jadi nggak bingung kalau mau kemana-mana. Strategis, lho kok jadi kayak promosi kampus ini yak, haha..

Singkat cerita, setelah hubungan kami berjalan kurang lebih 1 tahun, hubungan kami nggak di setujui sama pak guru musik sekolah kami alias my father. Yang alasannya nggak bisa ku ceritain disini.

Tapi, lagi lagi, hubungan kami masih terjalin baik sampai sekarang, karena grup sekolah, bahkan sesekali kami berduet lewat aplikasi karaoke berinisial SM, hihi..

Oiya, istrinya cantik, dan 2 jagoan kecilnya mirip sekali dengan sang ayah, ckck..

Baiklah. Next akan ada cerita lagi tentang "mereka". Tungguin yaa.. Sampai jumpaa..

*basedontruestory*


Posting Komentar

0 Komentar