Cerbung: Single Santuy Part 2





Cerbung: Single Santuy Part 2




Namanya Randy.  berpacaran kurang lebih 8 tahun, LDR. Waktu itu dia sekolah di Jerman dan juga melanjutkan bekerja disana selama 5 tahun. Hampir setiap hari kami teleponan dan video call-an. Tapi sekitar tahun ke 7 kami pacaran, dia jarang meneleponku atau mengangkat teleponku, begitu juga saat video call. Awalnya aku berpikir mungkin dia sedang sibuk. Tapi lama kelamaan aku tau kenapa hal itu terjadi.

Singkat cerita, di tahun ke 8 kami bersama, dia pulang ke Indonesia. Dan betapa terkejutnya aku saat dia datang ke rumahku bersama seorang perempuan bule yang kulihat ada di dalam mobil dan mengantarkan undangan pernikahan mereka. Tanpa rasa bersalah, Randy berkata, "Mira, aku datang kesini mengantarkan undangan.. Undangan pernikahanku dengan Agatha. Aku tidak berharap kamu untuk datang. Aku hanya berharap, kamu bisa memaafkanku," tanpa pikir panjang aku langsung masuk dan menutup pintu.

Dari situlah hatiku hancur berkeping~keping. Rasa sesak di dada menahan tangis, tapi akhirnya air mata ini mengalir dengan derasnya, bak hujan disertai petir. Tiga hari aku tidak mau makan. Ya, mungkin ini rasanya patah hati yang sejadi~jadinya ya.

Setelahnya, aku berpikir untuk bangkit. Aku harus lupakan semua tentangnya. Aku mulai memberikan barang pemberiannya kepada yang membutuhkan, menghapus semua fotonya di hpku dan membakar 3 album foto tentang kami. Termasuk memblokir semua sosial medianya.

Setelah kejadian di restoran hotel, rasanya aku jadi tau satu hal, bahwa jangan terlalu dekat dan percaya dengan siapapun, termasuk kekasih kita. Bukan berarti harus selalu curiga dengan orang tersebut, melainkan bersikap cerdik agar orang tersebut tidak berani berbuat hal jelek terhadap kita.

Besoknya aku bersiap untuk bertemu klienku, "Semoga hari ini berjalan dengan lancar, tidak ada gangguan jin ataupun setan berkepala hitam, aamiin," ucapku berbatin.

Pak Nyoman kembali menjemputku dari hotel menuju kantornya yang hanya berjarak sekitar 30 menit dari hotel.

Sampailah kami. Aku dan Pak Nyoman langsung menuju ruang meeting. Lagi~lagi aku terkejut melihat seorang perempuanyang masuk dan lalu duduk di kursi besar yang biasanya milik bos. Dia adalah Agatha. "Aku harus profesional. Aku membenci Randy, bukan Agatha," batinku bergumam.

Beberapa saat kemudian.

Syukurlah, meeting berjalan dengan lancar.

Aku pun yang hendak keluar ruangan mendengar Agatha memangil, "MiraÅ•r, It has been a busy day. I’m glad we’re on break for lunch. Please," pintanya dengan wajah serius namun tetap tersenyum.

Aku mengiyakan ajakannya"Yeah, i agreed. So how about taking lunch outside?" tanyaku.

"As long as I’m okay with the food," kami tertawa.

"How about the restaurant across the street, it has a delicious tom yum," saranku.

"Well, that will do. Let’s go," sepertinya Agatha orang yang baik.

Setelah kami keluar kantor, "Stay here Mira. Wait for me just some seconds," pintanya.

Akupun menunggu. Dan sedikit terkejut saat melihatnya datang dengan motor matic merah, "You are my map. Come on!" ajaknya dengan semangat.

"Berangkat!" tanpa sadar akupun ikut semangat.

"Wah, ngebut juga nih bule," batinku.

Sampailah kami di tempat makan yang recommended.

Tak menunggu lama, pesananpun datang.

"Hmm.. Enak sekali.. Do you come here often?" tanyanya.

"Umm.. Maybe it's above twice a week," jawabku.

"Mira, I do really sorry for what I have done. maybe you have hated me and Randy. This is all because of my father. My father is a doctor who works at a hospital in Surabaya. The father who handled the treatment of Randy's mother.  At that time if Randy did not accept father's request, then Randy's mother could never be operated on. Therefore Randy has no other choice. I really sorry for this situation," dia mulai terisak dalam.

Aku tak tau bagaimana perasaanku saat ini. Yang jelas, aku sangat merasakan kesedihan Agatha. Dia adalah korban dari sang ayah, yang mempunyai hati yang keras.

"It's okay.  I forgive Randy.  You are not wrong.  but supposedly Randy can tell the truth. Maybe I'll stay disappointed, but not too painful," aku mencoba menenangkan hatiku sendiri.

Suasana sedikit senyap. Aku akan coba menghiburnya, dan menghibur diri sendiri mungkin.

"Btw, I have a good choice for you.  if you eat tom yum again, I guarantee you will disappear. Anda also me too, haha.." semoga ideku ini bisa kembali membuat kami tersenyum.

"You are a good women. Okay, I agree. And I will treating this lunch," ya, dan caraku ini berhasil, haha..

Agatha terlihat melambaikan tangannya ke arah pintu masuk restoran, "You don't mind if Randy joins us?" ujarnya.

"Yeah, why not?" aku mencoba santai.

Randy lalu duduk di sisi meja lain, sementara aku dan Agatha duduk berhadapan.

"Jadi, kamu udah dengarkan semua cerita dari Agatha. Waktu itu aku nggak bisa mikir panjang, yang terpenting ibuku bisa pulih kembali. I really sorry, Mira," jelas Randy.

"Iya Ran, aku ngerti kok. Tapi aku kecewa aja kenapa kamu nggak jujur aja sama aku, ya meskipun aku bakal tetap marah dan benci sama kamu. Okay, enough, it's all over. Sekarang aku menganggap kalian berdua ini sahabatku. And for you Tha, tell me that your husband is behaving badly towards you. I'll kick him!" aku memukul pundak Randy, dan tawapun pecah.

"So, kamu kapan menikah Mir? Atau mau aku comblangin sama teman aku?" celetuk Randy di hiasi tawa kecilnya.

"Gimana yaa.. Kayaknya aku masih mau menikmati kesendirian dulu deh. Belum mau mikir yang berat~berat, haha.." jawabku dengan candaan.

Begitulah jalan hidupku. Yang awalnya terasa berat menerima kenyataan, tapi akhirnya aku sadar, bahwa keterpurukan tidaklah bagus untuk kesehatan, haha.. Bangkitlah, jadilah single santuy yang bermartabat, hihi..




~ S E L E S A I ~


Posting Komentar

0 Komentar