“Kaos, celana
dan temen-temennya udah, sendal jepit juga udah, hmm.. Ok sip, udah beres semua.
Besok tinggal berangkat deh”, ujar Shasy yang hendak berlibur, dan hanya
sendiri.
Shasy
sengaja pergi berlibur sendiri tanpa ditemani kedua orang tuanya atau pun
teman-temannya. Dia ingin melepas penat sejenak disebuah tempat yang jauh dari
keramaian.
“Kamu yakin
mau pergi sendiri Sayang?”, tanya sang mama.
“Yakin
banget maa”, jawabnya.
“Ntar
hati-hati disana ya sayang. Hubungi mama sama papa kalau ada apa-apa”, ujar
mama yang sangat cemas karna kepergian Shasy.
“Mamaa.. Aku
bisa jaga diri kok. Lagiankan aku gak bakal lama liburannya. Cuma empat hari eh
lima deh, hehe”, serunya.
Shasy
adalah anak tunggal, maka tak heran kalau kedua orang tuanya sangat mencemaskan
keadaannya jika berada diluar sana.
***
Pagi pun
datang.
“Aku pergi
ya ma, pa. Pokoknya aku bakal baik-baik deh selama liburan disana. Dan gak
bakal lupa untuk terus calling mama papa”, ujarnya menjelaskan.
“Iya
sayang. Hati-hati ya nak”.
“Siap grak
papa! Hehe”.
Shasy pun lalu
memeluk mama dan papanya. Pelukan erat dan tangisan dari sang mama sedikit
menahan Shasy.
“Aduuh..
Mama jangan nangis gitu dong. Shasy pergi kan gak lama dan gak baru ini aja kan
Shasy pergi sendiri ma. Tuh kan, jadi ikut sedih deh akunya”, dengan mata
berkaca-kaca Shasy memeluk erat sang mama.
“Abis
kamunya maksa banget pergi sendiri, gimana mama gak sedih sayang”.
Sang papa
malah tertawa melihat mereka berdua.
“Tuh liat,
papa malah senyum-senyum ma. Berartikan papa udah bisa ngelepas anak gadis
satu-satunya untuk berlibur sendiri. Ya gak pa?”, ujarnya yang merangkul mama
sambil melirik sang papa.
“Ya bukan
berarti papa gak khawatir sama kamu. Yaudah gih berangkat. Ntar ditinggal lagi
sama bis-nya”, seru papanya yang sedikit menenangkan hati sang mama.
Tak lama
kemudian ia pun berlalu menuju berangkat. Dengan menyandang tas punggung yang
tak begitu besar.
Shasy itu
gadis tomboy yang suka berpetualang kalau libur semester tiba. Tapi jarang
bersama teman-temannya, ia lebih suka menyendiri, tapi bukan berarti ia tak
punya teman, memang begitulah sifatnya dari dulu, kedua orang tuanya juga
mengakui itu, termasuk sahabat baiknya, Sandra. Dan untungnya Sandra sangat
mengerti sifat sahabatnya itu. Dan Shasy akan selalu mengingat perkataan penting
Sandra, “Shasy, aku bolehin kamu menyendiri, menenangkan pikiran atau apapun
itu, tapi kamu harus tetep inget sama aku ya Shas, tetep cerita sama aku, dan
aku akan selalau ada untuk kamu”.
“Halo San”.
“Halo Shas.
Kamu udah dimana? Hati-hati perginya ya”, terdengar suara Sandra diujung
telepon yang seperti tak ingin sahabatnya itu kenapa-kenapa.
“Ya
ampuun.. Kamu itu panikan banget deh. Ini aku baru mau berangkat”, jawab Shasy.
“Yaudah,
baik-baik kamu disana ya. Jangan lupa kabarin aku sama papa mama kamu yang
terpenting”.
“Iya Sandra
sayang. Aku pergi ya”, pamit Shasy.
2 Komentar
hmm,,,
BalasHapusshasy nya gadis petualang ya :>
#RP
hehe.. iya kang :D
BalasHapusHaii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih!