Karya sastra, dalam pengertiannya adalah hasil dari kreativitas seorang seniman, mulai dari menuangkan ide pikiran dan gambaran seputar kehidupan melalui lisan maupun tulisan. Karya sastra adalah ilmu yang menarik untuk dibahas, di tengah beragamnya cabang ilmu yang dipunya.
Karya Sastra Lebih Dipilih Kaum Muda
Terbukti, kaum muda usia 15 - 20 tahun, lebih memilih bahan bacaan novel, cerpen atau puisi sebagai teman berkegiatan yang menarik.Dan benar dong, saya sendiri merasakannya. Selain sering membaca cerpen dan puisi karya sastra orang lain, sejak 2012 saya jadi sangat senang bercerita menuangkan segala kegundahan dan keceriaan pasca merantau melalui cerpen dan puisi.
Awal Mula Kelahiran Karya Sastra
Seiring berkembangnya zaman karya sastra kini dapat dinikmati dan dibuat melalui berbagai media, seperti smartphone atau gadget lainnya, yang biasa disebut Sastra Siber. Siapapun bisa mengakses karya sastra melalui sambungan internet. Tersedia pula beragam aplikasi untuk menulis dan membaca beragam cerita.
Penggerak Kaum Muda untuk Berkarya Sekaligus Memperkenalkan Karya Sastra
Maka dari itu, selain munculnya banyak penulis, harus diimbangi juga dengan sosialisasi terhadap minat baca.
Hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) di tahun 2017, hanya terdapat 6% pembaca sastra kalangan remaja hingga dewasa, di antaranya terdapat 3% yang benar-benar ingat apa yang dibaca dan siapa penulisnya.
Penulis novel “A Little More Diary”, Pie, berpendapat, “Pengaruh karya sastra pada selera baca masyarakat masih minim, beberapa memang sama sekali tidak tertarik dengan literasi, mereka juga menganggap buku sejenis novel malah dianggap sebagai satu karya sastra yang tidak begitu bernilai. Sedangkan buku populer-pembelajaran terkesan kaku, sementara jenis buku motivasi atau pengembangan diri terbilang cukup mendapat banyak tempat dan bernilai positif, dan itu pun berlaku hanya untuk sebagian orang saja, tepatnya dewasa.”
Selera Masyarakat Terhadap Eksistensi Karya Sastra
Intinya sih ya, dari beragam karya sastra yang ada sekarang ini, nilai plusnya udah bukan lagi mudah diakses, tapi lebih kepada seberapa besar nilai-nilai kehidupan yang positif yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
Yah, begitulah. Dunia literasi itu menyenangkan, kok. Apalagi yang memang sesuai dengan selera kita.
Sampai jumpaaa...
0 Komentar
Haii! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan ya. Silakan baca artikel lainnya dan tinggalkan jejakmu. Terima kasih, sampai jumpa!