Cerbung: Rindu Mencinta ~ Part 4 [end]




Sampai pada jam tutup toko, tiba-tiba Bimo datang.

Citra sangat mengerti keadaan malam itu, "Aku duluan ya Mi, Bim. Bye," pamit Citra lalu berbisik ke Bimo, "Jagain Mia ya, dia perempuan baik-baik," kemudian melaju dengan jemputan ojolnya.

Bimo hanya tersenyum simpul, lalu menyapa Mia, "Hai, aku mau ngajak kamu makan, boleh ?" seru Bimo.
"Wah, kebetulan, aku juga belum makan Bim, lapeerr, hehe.." ujar Mia semangat.
"Ok. Ayo naik. Aku tahu tempat makan enak sekitar sini," merekapun melaju menuju sebuah tempat tak jauh dari toko.

"Ini dia, warung nasi goreng mas Dadi," kata Bimo.
"Aku sih tahu nih, tapi belum pernah nyoba, hehe.."
"Yaudah, kamu lihat dulu menunya apa aja. Kalau aku sering pesan nasi goreng komplit, isi sosis, bakso, daging ayam sama ampela, euh.. Maknyus pokoknya," seru Bimo dengan mengekspresikan secara totalitas.
Mia tertawa, "Segitunya ya Bim. Aku pesan itu juga deh, jadi ngiler lihat ekspresi kamu, haha.."

Tak banyak obrolan yang terjadi saat mereka sedang makan.

"Alhamdulillah, rasanya pas, rempahnya itu lho terasa sampai kedalam nasinya. Eh, kok aku jadi kayak vloger-vloger gitu ya, haha.."
"Btw, tapi bisa lho cake kamu itu di review kayak tadi, biar makin ramai yang datang," kata Bimo memberi ide.
"Boleh juga ide kamu Bim. Kapan nih mau di bikin ?"
"Yang jelas secepatnya, nanti aku kabarin kamu deh."

"Oiya Mi, kamu kan punya toko kue nih, dari semua kue yang kamu bikin, mana sih yang paling enak ?" Bimo kembali membuka percakapan.
"Tiramisu cheese milo plus toping strawberry, asli itu aku suka sesukasukanya," jawab Mia sembari membayangkan cake yang di maksudnya itu.
Bimo manggut-manggut, "Ok. Kalau gitu besok aku pesan cake itu dua ya, aku mau kasih ke seseorang yang spesial," Bimo sigap mengatakan hal itu.

Mia terdiam dan sedikit melamun.

"Mi.. Miaa.. Kok diam aja sih," seru Bimo yang heran melihat tingkah Mia.
"Oh, iya iya Bim, besok aku bikinin pesanan kamu ya. Balik yuk," ajak Mia, entah apa yang dia pikirkan saat Bimo ingin memberikan cake terenak itu untuk orang spesial.
"Sorry ya, aku kebanyakan cerita sama kamu, jadi lupa waktu," ujar Bimo.
Mia hanya tersenyum simpul, dan tak banyak bicara.

Sampailah Bimo mengantar Mia ke rumahnya.

"Makasih ya Bim. Aku langsung ya, daa.." ujar Mia singkat.
Bimo pun heran dengan sikap Mia yang lebih banyak diam.

Besok paginya, Mia datang lebih pagi dari biasanya. Ia hendak membuat kue pesanan Bimo. Sekitar kurang lebih setengah jam Mia menyelesaikannya.

Citra pun datang dan heran dengan pintu toko yang tidak terkunci.

"Loh, Mi, kamu udah dari tadi datang ? Kamu bikin apa ?" tanya Citra.
"Iya Cit. Aku lagi bikin tiramisu buat Bimo," jawab Mia datar.
"Umm.. Jadi bener ya selama ini kalian tuh deket," celeruk Citra.
"Bimo yang pesan ini, tapi dia bakal kasih ke orang lain, orang spesial katanya," jelas Mia dengan wajah yang semakin datar, dan dengan senyum terpaksa, Mia mengemas cake itu dalam kotak cantik.

"Sorry ya Mi, aku kira.."
"Nggak apa-apa kok Cit, mungkin memang akunya yang keGRan," ucap Mia tersenyum lalu matanya berkaca-kaca.
Citra lalu menghampiri Mia dan memeluknya, mencoba menenangkan.

Di jam 10 pagi, toko belum begitu ramai. Namun, lalu Bimo datang dengan semangatnya.

"Pagii.. Loh, Mia mana Cit ? Aku mau ambil tiramisunya," seru Bimo.
"Umm.. Ada tuh di belakang. Nih kuenya," kata Citra sedikit jutek, lalu memberikan bungkusan pesanannya.
Setelah membayar, "Makasih banyak Citraa.. Titip salam sama Mia ya," ujar Bimo seakan tak merasa bersalah.

Citra masih saja melirik sinis sampai punggung Bimo tak kelihatan.

Menjelang siang, toko semakin saja ramai. Sampai di suatu sore, Bimo lagi-lagi datang. Tapi kali ini, Ia seperti hendak marah.

"Miaa.. Kamu bilang ini kue terenak yang ada di sini !" ungkap Bimo dengan amarahnya.
"Eh, Bim, maksud kamu apa sih ?! Datang-datang trus marah-marah.." seru Citra yang menunjuk-nunjuk Bimo.
"Nih ya Cit, Mia bilang, katanya cake ini yang paling enak yang ada di toko ini. Coba Mia, kamu buka dan kamu rasain gimana rasanya !" seru Bimo sambil membuka kotak kue tersebut.

Para pengunjung toko pun terkejut ketakutan. Karena baru kali ini ada kejadian seperti ini.

Perlahan, Mia mulai membuka kotak kue itu. Namun, sebuah keterkejutan semakin menjadi.

"Ini apa Bim ?" tanya Mia, Ia seperti melihat kilauan yang berada tepat di atas cake tersebut.
Citra lalu ikut melihat isi kotak itu, perlahan kesinisannya mulai reda.
"Sorry ya Mi. Aku sengaja buat kekacauan ini.. Aku cuma mau, kamu jadi istri aku," ungkap Bimo, kemudian suasana pun mencair.
Ternyata yang Mia lihat adalah se uah cincin berlian.

Sontak hal itu membuat gadis manis itu menangis terharu, dan lalu, mengangguk dengan yakin, mengiyakan pernyataan Bimo.

Suasana haru itu di hiasi tepukan tangan dari para pengunjung toko.

"Miaa.. Boleh aku pasang cincin ini di jari manismu ?"
Lagi anggukan tanda keyakinan terekspresikan di wajah Mia.

~ S E L E S A I ~


Posting Komentar

0 Komentar